12 CARA MENJADI IBU YANG SABAR DALAM ISLAM
Liputantimur.com – Dunia Anak dan Parenting, inilah 12 Cara agar ibu bisa menjadi sabar.
1. Berlatih Sabar
dengan mengingat Allah InsyaAllah bunda akan menjadi pribadi yang sabar.
2. Berdo’a
selalu libatkan Allah dan mintalah kepada Allah agar menjadi bunda yang sabar dan minta kepada Allah agar segala kegiatan berjalan dengan lancar.
3. Berikan Pelukan dan Ciuman
ketika kita memaafkan diri kita sendiri, meredam emosi dan memberikan kasih sayang kepada anak, akan memunculkan rasa syukur pada diri kita.
4. Beristighfar
Istighfar adalah cara paling ampuh untuk mengendalikan emosi.
Dengan istighfar, kita akan selalu mengingat Allah dan akan bersabar.
5. Ingat Bahwa Tidak Semua Perempuan Ada Di Posisi Ini.
Bisa jadi kita membenci suatu keadaan, tetapi ingatlah ada yang menginginkan keadaan tersebut.
6. Syukuri Apa Yang Terjadi Saat Ini
Syukuri segala hal bisa membuat kita merasa lebih sabar menerima dengan lapang dada.
7. Berdzikir
Amalkan dzikir-dzikir dalam hidup kita. Karena dzikir dapat membuat hati tenang dan kesabaran akan mengikuti
8. Berpikir Positif
Berfikir positif akan membuat kita meredam emosi seperti marah, kesal, dan putus asa.
Baca juga :
- Kasad : Kemuliaan Akhlak Rasulullah Harus Diteladani
- Sempurnakan Ibadahmu Saat 10 Hari Terakhir Ramadhan
- Mengapa Kurma di Benci Jin Dan Mengapa Nabi Memakanya Dalam Hitungan Ganjil
- Sertijab Pelantikan Pengukuhan Lingkup Polresta, Ini Amanat Kombes Barliansyah
9. Mengatur Emosi
Cara mengendalikan emosi menurut islam sangat tepat untuk menjadi solusi dalam meningkatkan kesabaran.
10. Buah Manis dari Sabar
Yakinlah bahwa dengan kesabaran kita akan mendapatkan balasan yang indah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
11. Kenali Kondisi Kita
Kenalilah kenapa kita marah agar kita bisa mencari solusi untuk diri kita sendiri dalam mengontrol emosi dan bersabar. Misalnya, karena kita lapar kita jadi pemarah, istirahatlah sejenak dan makanlah. Setelah itu baru lanjutkan aktivitas
12. Beri Pujian Pada Anak
Memberi pujian pada anak bisa membuat kita mengingat bahwa anak kita tidak selayaknya menjadi tempat luapan emosi kita.
Semoga bermanfaat