Doc. Ilustrasi Kendaraan dan Jalan Tol
Liputantimur, Jakarta – Jalan Tol di Indonesia mendapatkan tanggapan dari Pemerhati konstruksi Jalan Raya dan Jalan Kereta Api (KA).
Dalam hal ini, Gatot Rusbintardjo, mengungkapkan bahwa ini bukan tentang kecelakaan yang menimpa VA. tetapi untuk menyampaikan jika Jalan Tol di Indonesia tidak aman.
“Saya sampaikan berikut bukan kecelakaan VA, yang akan saya sampaikan bahwa Jalan Tol di Indonesia tidak aman” ungkap Gatot Rusbintardjo yang diunggah di akun YouTube Manado Post ID. Jum’at (05/11/2021)
Ia menjelaskan, mengapa Jalan Tol di Indonesia tidak aman dan apa penyebab kecelakaan di Jalan Tol
Gatot Rusbintardjo, menjelaskan bahwa perkerasan Jalan yang dibuat dari beton semen kaku sehingga tidak mempunyai ‘Skid Resistance’
“Perkerasan Jalan yang dibuat dari perkerasan kaku yaitu dengan Beton Semen, Perkerasan dengan Beton Semen tidak mempunyai ‘Skid Resistance’ atau kecil Skid Resistance-nya” jelasnya
Ia memaparkan “Skid Resistance adalah daya cengkeram ban dengan permukaan perkerasan Jalan. Karena Skid Resistancenya kecil atau bahkan nol, maka apabila mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem, mobil tidak segera berhenti karena tidak ada daya cengkeram yang memadai antara ban dan permukaan perkerasan Jalan” terangnya
Jadi pada saat melakukan pengereman mobil akan meluncur jauh sebelum berhenti dan sering menabrak mobil di depannya.
“Mobil akan meluncur cukup jauh sebelum berhenti. sehingga sering terdengar mobil menabrak truck atau mobil lain yang ada didepannya” tambah Gatot Rusbintardjo.
Ia memperingatkan bahwa Jalan beton bukan untuk kecepatan tinggi
“Jalan beton bukan Jalan untuk kecepatan tinggi!’ Sehingga salah membangun Jalan Tol dengan perkerasan kaku” Ujanya
Lebih lanjut, di tengah Jalan Tol diberi pembatas dinding beton yang tebal dan kokoh, Akibatnya jika ada mobil yang selip atau kemudinya berbelok maka akan menabrak tembok beton dan karena kecepatannya tinggi.
“Maka akibatnya fatal seperti yang dialami mobil VA dan Juga dosen Fak. Teknik Sipil UNDIP beberapa waktu yang lalu” bebernya
“Jalan Tol yang aman GB ditengahnya ‘medianya’ harus berupa rumput dengan lebar min. 2 x 5 meter dengan kelandaian 5%. ‘Seperti Jalan Tol Jagorawi pada awal dibuatnya’ Dengan demikian jika ada sopir mengantuk atau mobil pecah ban, mobil tidak menabrak tembok beton. Tetapi meluncur di atas rumput yang landai dan akhirnya berhenti dengan selamat” Sambungnya
Dari penjelasan di atas, Gatot Rusbintardjo mengajak pengendara untuk lebih berhati-hati melewati Jalan Tol
“Sekali lagi ingat!! Jalan Tol di Indonesia adalah jalan yang tidak aman terutama untuk kecepatan tinggi” ujarnya.
Ia juga mengatakan, tetap taati rambu lalulintas, jangan bangga karena sampai dengan cepat, tapi banggalah membawa keluarga sampai dengan selamat.
“Taatilah rambu pembatas kecepatan.
Jangan bangga dapat menempuh waktu 3.5 dari Semarang ke Surabaya. Tapi banggalah dapat membawa keluarga dengan selamat dari Semarang ke Surabaya walaupun harus ditempuh dalam waktu lebih dari 4.5 jam” tutup Gatot
Laporan: Akse
Editor : Imran