Kebanyakan manusia menerima anggapan ini ; ‘Alien’ adalah mahluk cerdas dan penduduk planet lain di luar bumi. Mahluk ini juga dituding sebagai pemilik dan pilot dari pesawat UFO (Unindentified Flaying Objek/Unidentified Aerial Phenomena, disingkat UAP) yang kerap melakukan penampakan di bumi.
Ditambahkan pula, bahwa UFO/UAP merupakan pesawat antar planet buatan Alien yang tak bisa ditandingi oleh pesawat buatan manusia untuk beberapa ribu tahun ke depan.
Dari informasi yang penulis himpun, rata-rata ilmuan astronomi mengakui keberadaan Alien dalam arti mahluk cerdas dari planet lain di luar planet bumi.Namun mereka masih menyangsikan keberadaan pesawat ruang angkasa super canggih bernama UFO/UAP.
Asumsi yang dibangun mendukung keberadaan Alien ialah luas dan jumlah planet di alam semesta yang tak terhingga. Dengan fakta itu, para astronom mengatakan, ” Tidak mungkin manusia sebagai satu-satunya mahluk yang hidup di bawah kolong langit dan di tengah jumlah planet yang tak terhitung banyaknya. Pasti ada mahluk lain”.
Kuatnya keyakinan itu mendorong manusia menghadirkan observatorium-obesrvatorium raksasa untuk memantau keberadaan Alien. Baru-baru ini China membangun observatoriuam yang luasnya 10 kali ukuran lapangan sepak bola dengan nilai 2 triliun lebih.
Beberapa negara besar mendirikan observatorium raksasa juga karena didorong oleh rasa kekhawatiran yang dalam, bahwa mungkin saja akan ada serangan Alien kepada mahluk bumi di masa-masa datang.
Terakhir, seperti diberitakan detik.com,Rabu (28/07/2021) tim astronom internasional mendirikan The Galileo Project. Tim yang dipimpin oleh Astronom Harvard University Avli Loeb bertujuan untuk mencari dan menyelidiki bukti peradaban teknolgi luar angkasa atau Extraterrestrial technological civilization (ETC)
Karena itu para ilmuan seperti Stephen William Hawking menyarankan manusia tidak melakukan tukar-tukaran informasi dengan Alien karena risikonya sangat besar. “Planet bumi bisa musnah”, katanya.
Tanpa pengatahuan tentangnya,manusia tak bisa melakukan antisipasi dan perlawanan yang berarti hingga menjadi koloni bangsa Alien dan manusia menjadi hambanya. Sebab itu manusia perlu terus memantau keberadaan mahluk cerdas ini.
Keturunan Nabi Adam as
Beberapa pihak mengatakan Alien adalah golongaan bangsa Jin. Lain pihak menolak pendapat itu. Mereka mengatakan, bukan bangsa jin, tapi Alien adalah manusia bumi, keturunan Nabi Adam as dan Siti Hawa yang hijrah dari bumi ke planet lain.
Penulis sendiri berada di kelompok kedua dengan alasan, pertama secara teori, akal Nabi Adam as jauh lebih jenius daripada Malaikat, apalagi bangsa Jin.
Adam as mengetahui dengan memahami hukum-hukum yang berlaku pada semua benda di alam semesta karena Allah SWT mengajarinya. Sementara malaikat dan Jin,dalam hal ini Iblis, tidak mengetahuinya. Ada bukti ilmiah yang mendukung Al-Qur’an surah Al-Baqarah (2) ayat 31 ini.
Dalam bukunya “Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum” (2002 : 38) Agus Nggermanto mengatakan, otak manusia mampu menghafal seluruh atom yang ada di alam semesta. Alasannya karena memori otak manusia sebesar 10 pangkat 800 , sedangkan jumlah atom di alam semesta hanya sekitar 10 pangkat 100 .
Sehingga Gordon Dryden kata Agus, menyatakan, “You’re the owner of the word’s most powerfull computer” ,anda adalah pemilik computer paling hebat di dunia—otak Anda.
Kembali kepada kemampuan akal manusia yang sanggup menampung data lebih dari jumlah atom di alam semesta.Dengan kemampuan yang lebih ini, berarti manusia bisa mengetahui masa depan ciptaanNya dan ciptaan bangsa Jin.
Karena itu tidak begitu sulit bagi manusia jika hanya diminta membuat pesawat UFO atau UAP apalagi Allah SWT, pencipta alam semesta ini, sudah memberikan jalan yang harus ditempuh untuk penciptaan mesin terbang, yaitu IPTEK (kekuatan) tentang pemanfaatan cahaya dan angin atau energi.
Di samping itu, kalau mengacu pada ayat-ayat Al Qur’an dan hadis Nabi Muhammad s.a.w, Nabi Adam as pantas disebut Alien sebab Allah SWT Sang Penciptanya dengan nada marah memerintahkan Nabi Adam as dan Siti Hawa turun ke bumi.
“Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan” (QS 2:36 & 38).
Kebanyakan ulama (jumhur ulama) mengatakan Adam as dan Siti Hawa diturunkan ke bumi dari ‘surga’ dan ‘surga’ dimaksud ialah ‘surga keabadian’ (surga Ma’wa) yang letaknya di luar bumi.
Ada dua argumentasi yang diajukan oleh pendukung pendapat umum itu, pertama frase ‘Alif lam’ pada kata “al-Jannah” (surga) dalam pernyataan QS Al-A’raf ayat 19.
Frasa itu tidak menunjuk makna umum dan tidak juga dikenal secara lafazh, namun dikenali secara akal yakni ‘Surga Ma’wa yang kerap dipakai dalam syariat.
Melengkapi argumen itu, para ulama mengajukan hadis HR Muslim yang mengungkapkan dialog antara orang-orang beriman dengan Nabi Adam as yang berlangsung di akherat.
Dialaog yang menyiratkan rasa cemas orang-orang beriman ini muncul menyusul ‘surga’ dalam penglihatan mereka semakin menjuh darinya.
Diceritakan, orag-orang beriman datang kepada Nabi Adam as seraya berakata, “Wahai bapak kami, mintalah agar pintu surga dibuka untuk kami”.
Nabi Adam as menjawab, “Apakah kalian dikeluarkan dari surga hanya karena kesalahan bapak kalian saja?”.
Jumhur ulama merasa haqqul yaqin ‘surga’ yang disebut Nabi Adam as saat dia bersama orang-oang beriman di akherat ialah ‘Surga Ma’wa’.
Argumntasi para ulama itu bisa dilihat pada artikel Widaningsih, “Sebelum Diturunkan ke Bumi, Dimanakah Surga yang Ditinggali Nabi Adam dan Hawa?”,sindonews.com, Rabu (10/-04/2021).
Adam as adalah mahluk jenius yang datang dari planet lain sehingga dia dapat dikatakan sebagai Alien.Al-Qur’an secara tersirat menyebut, Nabi Sulaiman as keterunanan Adam as, bersama jin membuat sejenis UFO/UAP.
Alasan kedua ialah, fakta empirik ditemukannya reakor fisi nuklir di Oklo, Republik Gabon Afrika, yang berusia 1,7 miliar tahun.
Beberapa pihak mengatakan bahwa reaksi fisi nuklir di Gabon itu terjadi secara kebetulan (alamiah) dan hal itu dapat dijelaskan secara ilmiah dengan menggunakan teori Prof Paul Kuroda yang dimuat oleh Journal of Chemical Physics.Pendapat ini tidak empirik dan lemah.
Lebih masuk akal mengatakan fisi nuklir Gabon itu adalah buatan manusia. Dr Glenn T. Seaborg, mantan kepala pemenang Komisi Energi Atom Amerika Serikat dan pemegang Hadiah Nobel mengatakan, untuk uranium “membakar” dalam reaksi, kondisi harus tepat.
Misalnya, air yang terlibat dalam reaksi nuklir harus sangat murni. Bahkan beberapa bagian per juta dari kontaminan akan “racun” reaksi, membawanya berhenti , tulis atlantis-indonesia.org (24/09/2014) yang mengutip ancient-code.com.
“Masalahnya adalah bahwa, tidak ada air yang murni ada secara alami di mana saja di dunia”.Karena itu tidak mungkin fusi nuklir di Gabon terjadi secara alamiah tanpa air murni kecuali adanya campur tangan manusia jenius.
Belum lagi ditemukan fakta ilmiah bahwa tidak pernah ada waktu dalam sejarah geologis diperkirakan deposito Oklo adalah uranium kaya 235 untuk reaksi nuklir alami terjadi.
Tambahan pula, para arkeolog menemukan bukti adanya benda-benda dan lingkungan hidup yang terpapar radiasi nuklir peninggalan 5 ribu tahun silam di seputar Sungai Gangga India seperti ditulis gbudiwati.wordpress.com dalam artikel bertajuk “Perang Nuklir Zaman Pra Sejarah”.
Pendapat terakhir lebih mendekati kebenaran dan sejalan dengan Al Qur’an terkait kejeniusan Nabi Adam as.Sehingga dapat dikatakan, bahwa Alien adalah keturunan Nabi Adam as yang hijrah ke planet lain.
Hijarahnya manusia ke planet lain lahir dari narasi peristiwa perang saudara antara Bangsa Lemurian dan Bangsa Atlantis yang berperadaban maju dan canggih, 9000 tahun silam.
Bangsa Atlantis memenangkan peperangan karena mengunakan nuklir. Sementara Bangsa Lemurian yang kalah hijrah ke planet lain.
Bangsa Lemurian inilah yang kemudian diduga sebagai bangsa Alien yang kerap melakukan penampakan diri di bumi bersama pesawat antar galaxinya yang oleh manusia bumi disebut UFO/UAP.(*)