Liputantimur.com, Jeneponto – Program bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Dana Desa (KEMENDES) terkait pembangunan infrastruktur yang bersumber dari dana APBN tahun 2022, terutama untuk perbaikan pada pelaksanaan pembangunan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
Diketahui realisasi APBDES Tahun 2022, Desa Bontosunggu Kecamatan Tamalatea yang diperuntukkan untuk pendapatan Hasil Usaha Bumdes RP.1.504.800, Dana Desa (DD) RP.1.250.762.000, Alokasi Dana Desa (ADD) RP.876.179.558 dengan total keseluruhan Sebesar RP.2.128.446.458 (Dua Miliar Seratus Dua Puluh Delapan Juta Empat Ratus Empat Puluh Enam Ribu Empat Ratus Lima Puluh Delapan Rupiah).
Berdasarkan pengaduan dari masyarakat yang diterima oleh Lembaga Elang Hitam Nusantara Republik Indonesia (ELHAN RI) DPD Kabupaten Jeneponto, bahwa 3 paket proyek pelaksanaan untuk kegiatan Talud jalan Nelayan, Rabat Beton dan Plat Dekker yang berada di dusun Kampoa Desa Bontosunggu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Ambruk sehingga terkesan proyek tersebut asal jadi dan atau diduga tidak sesuai spesifikasi teknis.
Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi, saat tim Investigasi ELHAN RI Monitoring kembali kelokasi didampingi oleh awak media, Terlihat pelaksanaan 3 paket proyek untuk pekerjaan Talud jalan Nelayan, Rabat Beton dan Plat Dekker yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2022, disatukan dalam satu lokasi kegiatan dengan total anggaran keseluruhan sebesar RP.108.863.000, dalam pemasangan papan informasi disatukan dalam 1 lokasi. Dan lebih Parahnya lagi karena diduga dikerjakan secara Swakelola oleh Kepala Desa sendiri dan bukan TPK disetiap wilayah dusun sebagai pelaksana kegiatan. Jelas tertera dalam prasasti tersebut.
“Menyikapi hal tersebut Ketua DPD ELHAN RI Kabupaten Jeneponto, Ramil Sain kepada media, Kamis (12/10/2023) menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan fisik yang dianggarkan patut kami duga adanya indikasi sarat dengan penyimpangan, karena terkesan dikerjakan asal-asalan sehingga berimbas pada kualitas dan kuantitas pekerjaan. Hal ini dapat terlihat untuk 3 paket item kegiatan dianggarkan Ratusan Juta, Namun kini sudah ada yang mulai hancur dan Ambruk.” Ujar Ramil
Baca Marak Kasus Curnak di Jeneponto, Ketua FKPM : Kami Selalu Siap Membantu Kepolisian
Dihadapan Tim dan rekan awak Media, Kepala Dusun Kampoa H Makele’ menyampaikan bahwa terkait adanya 3 item kegiatan pekerjaan fisik yang ada di wilayahnya, Ia sama tidak di libatkan didalamnya selaku pelaksana TPK.” Kata Kepala Dusun.
“Sementara Kepala Desa Bontosunggu, H Kamiludddin yang temui di kediamannya oleh tim ELHAN RI, Menjelaskan tentang kronologis Ambruknya kembali Rabat Beton dan Talud jalan Nelayan yang ada di Dusun Kampoa. Pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin, Namun karena faktor musibah dari kerasnya hempasan ombak air laut. Sehingga pembangunan Talud dan Rabat Beton perlahan terkikis hingga menyebabkan Ambruk.” Imbuhnya
Baca Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kelara Karalloe Disinyalir Abaikan SOP?
Ia menambahkan, Terkait ambruknya Pekerjaan Talud jalan Nelayan dan Rabat Beton yang dilaksanakan pada tahun 2022, Saya sudah menyampaikan kepada Dinas yang terkait” Ujarnya lagi
Sementara Tim ELHAN RI, menilai bahwa Peran perangkat desa pada pelaksanaan kegiatan dalam hal ini Kepala dusun selaku TPK di desa Bontosunggu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto tidak berjalan secara maksimal sebagai mana sesuai dengan fungsinya, sehingga Kepala Dusun dianggap tidak di libatkan sama sekali” Tegasnya (Tim)
Bersambung….