Liputantimur.com, Gowa, Sulsel – Ketua DPP Lsm Gempa Indonesia, angkat bicara terkait terjadinya banjir dan Longsor di seluruh Kabupaten di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Takalar, Gowa, Maros, Jeneponto, Bantaeng termasuk Makassar.
Menurutnya banjir dan longsor terjadi bukan karena tingginya curah hujan tetapi faktor utama gundulnya Gunung karena diduga tidak adanya pengawasan dari pihak terkait yakni polisi kehutanan, KPH, Gakkundu, dan Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Diketahui Pagu Anggaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tahun 2022 sebesar 6,49 Trilyun, artinya anggaran yang 6,49 Trilyun yang dikelola oleh Kementerian LHK.
Namun apa yang terjadi tidak pernah ada proyek penghijauan terhadap kawasan hutan lindung, penanaman pohon di hutan produksi, dan tidak adanya pengawasan dari Kementerian LHK Provinsi, Gakkundu dan KPH, termasuk Polisi Kehutanan tidak aktif untuk mengawasi, menindak tegas perambah hutan lindung dan ilegal logging.
Baca : Bangkai Terpadu di Pajak Pagi
Hal itu diungkapkan Ketua DPP Lsm Gempa Indonesia, Amiruddi.SH Kr.Tinggi, kepada awak media saat ditemui dikantornya Sabtu (24/12/2022).
Bahwa pagu anggaran untuk Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2022 sebesar Rp.6,49 Trilun adalah kerugian Negara karena diduga tidak digunakan untuk reboisasi hutan lindung, hutan produksi dan tidak adanya pengawasan terhadap perambahan dan pengrusakan hutan lindung.
Sehungga dampak banjir tanah longsor bagi lingkungan dan masyarakat yang paling mengerikan yaitu jatuhnya korban jiwa baik korban luka atau kematian.
Dimana tanah yang longsor secara tiba-tiba dapat menimpa siapa saja yang ada di jalurnya. Terutama jika longsor terjadi di daerah pemukiman warga seperti yang terjadi Banjir Bandang pada tahun 2019 di Kabupaten, Jeneponto.
Baca : Pemilik Tambang di Takalar Mengaku tidak Mengantongi Izin!
Banjir bandang terjadi 2018-2019 dan terjadi lagi di Kecamatan Rumbia tahun 2020 dan terjadi lagi tanah longsor Desa Loka dan Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia bulan Oktober 2022 dan sekarang akhir tahun 2022 banjir dan tanah longsor mempengaruhi adanya kerugian keuangan Negara dengan cara mengucurkan bantuan materil dampak bencana alam dimana lagi Kerugian Negara yang anggarannya tahun 2022 Rp.6,49 Trilun yang di kelola oleh Kementerian lingkungan hidup.
Tidak hanya itu juga berdampak secara fisik, korban selamat dari tanah longsor kerap kali mengalami trauma psikis.
Dan selaun itu, tanah longsor dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang ada disekitarnya ,tanah longsorng menyebabkan kerusakan konstruksi bangunan, jalur transportasi, bendungan, waduk, kanal, dan juga sistem komunikasi.
Tanah longsor membuat masyarakat kehilangan tempat tinggal dan hal tersebut jelas menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Baca juga : 11 Masalah Lingkungan Hidup yang Jadi Ancaman Mahluk Bumi
Seperti rusaknya lahan pertanian akibat banjir dan tanah longsor berdampak bagi mata pencarian petani karena dapat menghalangi akses tanah dan menghancurkan benih, dan menghilangkan tanaman serta hewan ternak. Serta banjir dan Tanah longsor dapat mencemari sumber air di sekitarnya seperti mata air dan sungai.
Banjir dan Longsor dapat membawa sedimen yang menurunkan kualitas air. Namun, yang lebih berbahaya jika longsor membawa logam ataupun cairan kimia di dalamnya.
Sedimen tanah dan batuan akan mengendap di sungai dan membuatnya keruh. Namun, bahan kimia juga logam berat dapat merusak kualitas sungai, mencemari sepanjang aliran sungai, dan memberikan gangguan kesehatan hingga kematian pada makhluk hidup di sekitarnya.
Ketua DPP Lsm Gempa Indonesia berharap kepada KPK agar dapat melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan terhadap anggaran Keuangan Negara yang dikelola yang diduga tidak jelas diperuntukan kemana.
Lanjut Kr.tinggi bahwa untuk menghindari terjadinya banjir dan longsor harus KPK turun tangan untuk menyelamatkan Uang Negara yang seharusnya digunakan untuk penyelamatan hutan lindung agar tidak terjadi kerugian keuangan Negara kembali akibat banjir dan Longsor, tutupnya. ( DPP Lsm Gempa/*)