Liputantimur.com, Sinjai – Kecaman demi kecaman terus dilayangkan mahasiswa Indonesia terhadap isu kebangsaan yang kian membengkak di masyarakat.
Hal itulah yang memantik gerakan mahasiswa serentak pada 11 April 22 di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Sinjai.
Di mana ratusan mahasiswa yang terlibat dalam Kelompok Cipayung yang merupakan gabungan dari IMM, PMII, dan HMI Cabang Sinjai, melayangkan beberapa tuntutan, salah satunya menolak presiden Jokowi 3 periode.
“Terjadinya gelombang protes Mahasiswa Hari ini kemudian didasari oleh keresahan masyarakat sebagai respon dari bobroknya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah,” tegas Jendral Lapangan, Haerul. Senin, (11/04/2022).
Lanjut Haerul menjelaskan UUD 1945 Pasal 7 Menyebutkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
“Itu jelas inkonstitusional, walaupun ada beberapa klarifikasi Jokowi yang menyebutkan dirinya akan taat konstitusi, mungkin saja juga taat untuk mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang dianggap menghalangi langkahnya,” ungkapnya
Lanjut. “Harusnya dengan sisa masa jabatan yang ada Presiden dan Wakil presiden fokus saja membenahi permasalahan kenegaraan serta memikirkan visi misi yang belum terlaksana,” imbuhnya.
Baca Juga : Aksi 11 April Di Makassar Berakhir Ricuh
Selain itu, Haerul juga mengaku melihat fenomena BBM sedang naik, komoditas sembako melonjak.
Menurutnya Haerul itu yang harusnya diatasi oleh pemerintah dan mengambil langkah strategis.
Sekedar diketahui, Aksi yang bermula dari Tugu Bambu dan berakhir dengan buka bersama di Taman Topekkong, Kabupaten Sinjai ini berjalan aman dengan pengawalan ketat dari pihak (Tim/*)