Bukannya kita berharap, yang nasionalis itu supaya berubah menjadi islamis atau marxis, bukan maksud kita menyuruh marxis dan islamis itu berbalik menjadi nasionalis, akan tetapi impian kita ialah kerukunan dan persatuan antar tiga golongan itu. Rukun bikin sentosa, itulah sebaik-baiknya jembatan ke arah persatuan ( Ir Soekarno,” Di Bawah Bendera Revolusi”, 1964)
SEJAK awal kelahirannya, idiologi marxis menolak Tuhan mengatur urusan manusia di bumi. Sikap dan pemikiran Ini tak jauh beda dengan nasionalis yang sekuler. Sementara islamis berpandangan terbalik. Ia religius,menerima Tuhan (Allah SWT) mengatur semua urusan dunia.
Marxis menerima satu parpol . Baginya cukup partai komunis sementara nasionlis dan islamis menerima multi partai. Di titik ini islamis dan nasionalis bisa bersekutu melawan marxis
Nasionalis dan islamis menerima keadilan proporsional, sementara marxis menolaknya. Yang utama bagi marxis ialah keadilan distribusi; sama rata. Porsi invidu produktif sama dengan porsi invidu yang kontraprduktif
Nasionalisme mau pun marxisme bukan berasal dari pemikiran dunia islam tapi dari dunia non islam, khususnya dari pemikiran bangsa Eropa yang sekuler. Di poin ini islam sendiri berhadap-hadapan dengan maarxis dan nasonalis.
Jadi, kalau tak mau diakatakan tak bisa, sangat sulit mempersatukan marxis, nasionalis dan islamis.
Buntut kejatuhan Ir Soekarno dari kursi kepresidenan, kelompok marxis ditenggelamkan oleh koalisi islamis dan nasionalis .
Sementara itu, meski pun Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah mencabut larangan PKI. dalam TAP MPR No.25 tahun 1966. Namun sampai hari ini utamanya bagi militer Angkatan Darat yang nasionalis islamis, marxis dan PKI nya dipandang sebagai musuh bersama bangsa Indonesia.
Nah, fakta saat ini nasionalis dan islam hidup bertentangga dalam sebuah atap bernama NKRI. Meski keduanya berteman, namun baik nasionalis mau pun islamis saling curiga dan menekan satu sama lain.
Habib Rizieq Sihab mewakili kelompok islamis sementara invidu-invidu di pemerintahan yang dipimpin Jokowi mewakili kelompok nasionalis. Apa yang kita saksikan dari pola hubungan keduanya dalam satu dekade . Kegaduhan bumi NKRI.
Secara teori maupun praktek, cita-cita Bung Karno adalah sebuah utopia(*)