Liputantimur.com l Opini – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan signifikan dalam mendorong perekonomian Indonesia. Hal ini tampak jelas terlihat saat krisis moneter di Indonesia tahun 1998 di mana UMKM berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis.
Pada saat itu sektor riil skala besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. UMKM di Indonesia telah menjadi pilar terpenting bagi ekosistem ekonomi.
Namun masih ada permasalahan yang dihadapi UMKM dalam era digital saat ini, yaitu masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan akses teknologi yang belum merata.
Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut harus ada pendampingan dan edukasi kepada pelaku bisnis UMKM yang menginginkan perubahan.
UMKM memanfaatkan seluruh faktor produksi yang ada untuk dapat menghasilkan produk baik berupa barang/jasa untuk memperoleh laba yang optimal. Sumber daya yang digunakan salah satunya adalah sumber daya manusia, di mana sumber daya ini merupakan modal utama bagi UMKM dalam menjalankan usahanya.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang bersifat terbatas baik jumlah maupun kompetensi yang dimilikinya, untuk itu UMKM selalu dituntut untuk mampu mengelola dan memberdayakan penggunaannya demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya khususnya di era digitalisasi.
Dalam era digital yang semakin maju, penggunaan teknologi pembayaran digital telah berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu inovasi signifikan dalam sistem pembayaran di Indonesia adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang dirilis oleh Bank Indonesia pada tahun 2019. QRIS dirancang untuk memudahkan transaksi pembayaran dengan cara yang cepat, aman, dan terintegrasi dengan berbagai platform pembayaran digital yang ada (Bank Indonesia, 2019).
Mengelola sumber daya manusia dalam UMKM dan kewirausahaan bukan suatu yang mudah, mengingat yang dikelola adalah manusia tentunya mereka memiliki motivasi yang berbeda-beda.
Untuk itu perlu pengalaman, keahlian dan keterampilan yang baik untuk mengelola sumber daya manusia.
Jika sumber daya manusia tidak menjalankan tugas secara produktif maka sistem pengelolaan sumber daya manusia perlu dievaluasi dan diperbaiki. Tidak adanya sistem pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan berdampak terganggunya kegiatan usaha sehingga tujuan UMKM yang telah ditetapkan sulit tercapai.
Ancaman keamanan yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran berbasis QR Code, termasuk QRIS. Salah satu ancaman yang dibahas adalah serangan phishing, di mana penyerang dapat menggantikan kode QR asli dengan yang telah dimodifikasi untuk mencuri informasi pengguna. masalah privasi dalam konteks keamanan data, dengan menyoroti bahwa serangan siber seperti hacking dan pencurian data dapat mengkompromikan privasi pengguna.
Pentingnya enkripsi end-to-end dalam melindungi data transaksi pengguna, yang merupakan salah satu cara efektif untuk memastikan bahwa data pribadi tetap aman meskipun terjadi pelanggaran keamanan.
Inovasi dan kreativitas dalam era digital ini dibutuhkan Upaya dalam mencegah segala bentuk kejahatan dalam era digital ini dimulai dari penerapan teknologi dengan tujuan meningkatkan keamanan dan transparansi dalam transaksi QRIS. Kemudian kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan QRIS, dan asosiasi sangat penting dalam memastikan bahwa pelaku mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menggunakan QRIS dengan aman.
Penulis: Lili Cahyati (Peserta Advance Training LK III HMI BADKO Jawa Timur)