Liputantimur.com, Nunukan – Dari pemekaran Kabupaten Nunukan hingga sekarang untuk Bupati dan DPRD masih didominasi oleh gaya dinasti yang mirip kerajaan.
Hal itu disampaikan oleh Departemen Pengembangan Organisasi EK LMND Nunukan, Jefri Lamadike. Senin, (8/5/23).
Jefri menilai, dalam perjalanan sejarah kompetisi politik di Nunukan masyarakat masih terjebak dalam kandang yang sama dikarenakan adanya politik tanam jasa, politik investasi maupun money politik.
“Sedangkan, dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomi tidak pernah ada perubahan, dengan pembangunan dari tahun pertama dari si ayah hingga si anak pewarisan yang dilakukan tidak pernah ada kelanjutan” jelasnya
Baca Strategi HMR Majukan Kota Batam Menarik Perhatian Bupati Nunukan
Dengan situasi yang sekarang kata Jefri, masyarakat mulai membuka mata akan kesengsaraan dan penderitaan dari segala aspek.
“Memang tidak mencapai 100% yang ingin keluar dari zona ini akan tetapi patut disyukuri setidaknya untuk menjadi penjilat kaum Kapitalis ada segelintir yang menjadi pemberontak pejuang Pancasila.
Dalam persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat sekarang di segi ekonomi belum ada penyelesaian dari pemerintah setempat. Malah pemerintah sibuk dengan politik-politik yang hanya menguntungkan personal maupun keluarga.” Katanya.
Dalam situasi menuju 2024, sambung Jefri, apakah masyarakat masih ingin terjebak dengan kandang yang sama atau kah bisa keluar dari kandang ini?
Baca Juga :Ayo Meriahkan, Jalan Sehat IPPM Tarakan Berhadiah 2 Unit Sepeda Motor
“Jika tetap dalam kandang yang sama maka masih banyak yang menjadi pelacur politik dan penjilat kekuasaan.” Kuncinya.
Diketahui, Kabupaten Nunukan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara. (tim/*)