Liputantimur.com | Palu – Adalah Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia akan mendorong status hukum FKUB menjadi Peraturan Presiden atau Keputusan Presiden dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FKUB di Sutan Raja & Convention Hotel ,di Kota Palu, Kamis (1/12) hingga Sabtu (3/12/2022).
“Program pada konferensi nasional di Tanjung Pinang akan dimantapkan di Rakernas di Palu salah satunya meningkatkan status hukum FKUB dari peraturan bersama menteri dalam negeri dan Kementerian agama menjadi keputusan presiden (Kepres) atau peraturan presiden (Perpres) Republik Indonesia,” ujar Ketua Asosiasi Forum FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Suhet.
Agenda pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi FKUB Indonesia tersebut mengangkat tema “Meneguhkan kerukunan, membangun peradaban”.atas kerjasama berbagai lembaga diantaranya Kemenag RI, Kemendagri, FKUB serta stakeholder terkait.
Ida Pangelingsir dihadapan sejumlah wartawan mengungkapkan, ini perjuangan mereka sejak terbentuknya FKUB Juni 2016 lalu di Bali, sebab mereka sudah merasakan ada gap (celah) antara provinsi, kabupaten dan kota lainnya dalam mengalokasikan anggaran.
Oleh karena itu,dirinya sangat bersyukur untuk wilayah Sulteng, Gubernur H. Rusdy Mastura dan ketua DPRD Hj. Nilam Sari Lawiranmemberi dukungannya.
Lebih lanjut kata dia, masih banyak juga Gubernur, Bupati, Wali Kota belum memahami arti kerukunan bagi bangsa Indonesia, sehingga FKUB sering dianggap sebagai pemadam kebakaran.
“Yang sering kami dengar kan sudah rukun untuk apa perlu anggaran lagi. Padahal tidak seperti demikian,inilah tugas Forum Kerukunan ini,” bebernya lagi.
Lebih jauh tambah Ida, meneguhkan kerukunan dan membangun peradaban, merawat kerukunan adalah kerja dengan tanggung jawab besar, namun sangat mulia.
“Modal dasar kita menjaga kerukunan, konsesus bernegara diantaranya Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Indonesia sangat bergantung dengan kerukunan, tanpa kerukunan tidak mungkin bisa membangun,” imbaunya.
“Sebab tanpa kerukunan tidak terjadi kedamaian, stabilitas dan harmonisasi, tapi kekacauan akan terjadi,” pungkasnya menutup wawancara.(Ibra/Tim).