Liputantimur.com, Palu – Terkait polemik dan gonjang-ganjing beberapa pekan terakhir ini tentang Surat Edaran (SE), pedoman pengaturan Pengeras suara di Masjid, dimana seharusnya tak terjadi manakala masyarakat memahami dengan utuh substansi dari SE tersebut.
Tentunya hal tersebut yang memiliki tujuan mulia dan tanggung jawab Moral Menteri Agama (Menag) yang akrab disapa Gus Yaqut Cholil Qoumas.
Demikian hal diungkapkan, Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Palu, Dr. H Abd. Mun’im saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis, (3/3/2022).
“Tujuannya Agar syi’ar yang disampaikan melalui corong microfon yang ada dimasjid tersampaikan dengan baik, tidak terbatas hanya Azan akan tetapi semua bentuk kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di masjid,” terangnya.
Hal tersebut lanjutnya, telah melalui kajian yang melibatkan para pakar dari tokoh organisasi islam, akademisi dan unsur terkait lainya yang ada di Indonesia, bahkan lebih luas sampai membahas volume yang ideal.
Agar setiap mereka yang mendengarkan dapat dengan jelas menangkap pesan dari tausiyah yang mereka dengarkan.
Sebagai seorang Da’i tambah Ketua PCNU, seringkali pengaturan microfon menjadi masalah ketika menyampaikan khutbah, ceramah, bukan hanya di Masjid tetapi hampir disemua tempat, dan ini menjadi keluhan hampir para da’i.
“Terlebih lagi di sebagian Masjid yang saya rasakan ketika khutbah, ceramah, zikir dan sebagainya menggunakan suara luar, dengan tujuan syi’ar,” ujarnya.
Namun kadangkala tidak memahami waktu dan pengaturan volume yang ideal, sehingga substansi dari penyampaian para mubaliq dan ustad tidak begitu efektif, dan menjadi keluhan para pendengar.
“Karena tak mampu menangkap apa yang disampaikan, jangankan mereka warga berada diluar, mereka yang ada di dalam pun tidak jarang justru sibuk dengan handphone serta juga orang yang ada di samping mereka,” bebernya lagi.
Sebagai keluarga besar Muballiq, Dr. H Abd. Mun’im sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Menteri Agama (Menag) Gus Yaqut yang telah dengan bijak mendengarkan keluh kesah, baik dari para Muballiq maupun Masyarakat.
“Saya menghimbau kepada tokoh masyarakat untuk mari bersama mengedepankan substansi dan bijak dalam memilah serta memilih berita, agar tidak terjebak dalam hoaks apalagi sampai menyebarkanya,” Imbaunya.
“Sebab semua informasi yang telah kita dengar, yang kita sebar serta kita ucapkan akan dipertanggung jawabkan didunia maupun di akhiraat”, tutup Ketua Tanfizdiyah NU Kota Palu. (Ibra/PCNU Kota Palu).