Jakarta – Barisan Pemuda Nusantara organisasi masyarakat yang dibentuk oleh sekumpulan pemuda hebat dengan satu kata bersejarah yaitu Nusantara.
Fahd A Rafiq sebagai sebagai Pendiri dan Ketua Umum Bapera sangat memahami, meresapi dan mengilhami akan sebuah kata bersejarah tersebut.
Kita tidak memuja Romantisme masa lalu akan tetapi para pemuda Indonesia jangan melupakan sejarah nusantara yang besar dan peradabannya yang sangat maju kala itu. Tapi pada kali ini sang pena akan fokus pada kearifan lokal yang merupakan komponen penting bangsa Indonesia Mengenal budaya dan wajib menghormati nilai nilai kearifan lokal daerah. “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”.
Apakah semua orang di Indonesia mampu memahami kearifan lokal? jawabnya belum tentu, walaupun kaum mereka dari pelajar, mahasiswa dan pemuda ketika mempelajari kearifan lokal dari bangku sekolah dan kampus dalam praktiknya belum tentu sesuai dengan teori yang dipelajari.
Kearifan Lokal itu sebuah kemampuan untuk memahami budaya dan istiadat setempat, yang jadi pertanyaan apakah semua orang mampu memahami ? Memahami kearifan lokal sebuah daerah adalah nilai surplus tersendiri untuk setiap insan yang tinggal di Indonesia khususnya.
Maka dari itu Fahd A Rafiq dan BAPERA sangat memahami salah satu komponen terpenting bangsa Indonesia untuk selalu hidup rukun dan berdampingan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45.
Sebagai negara yang multikultural, Indonesia terkenal dengan kekayaan kebudayaan, bahasa, ras, dan agamanya. Dari dulu hingga saat ini masyarakat Indonesia hidup di tengah-tengah kearifan budaya lokal dalam menghadapi kebinekaan. Karena di dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika terdapat kearifan lokal berupa ajaran hidup gotong royong, toleransi, kerja keras, dan saling menghormati.
Dikutip dari Republika, Bahkan kearifan lokal ini dapat dijadikan panduan dalam penyelesaian masalah perselisihan, konflik, kekerasan termasuk radikalisme. Kearifan lokal tidak hanya menjadi strategi kultural dalam menyelesaiakan masalah (problem solver), tetapi juga bisa menjadi deteksi dini (early warning system) bagi keberadaan ancaman paham radikal di tengah masyarakat.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Yusny Saby mengatakan bahwa kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia di berbagai daerah sangat penting untuk mendeteksi ancaman radikalisme dan terorisme. Tak hanya itu, kearifan lokal juga dapat digunakan sebagai wadah untuk merajut kembali persatuan bangsa pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu
Dikutip dari detik.com kearifan lokal adalah pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Pengetahuan ini untuk menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan
“Globalisasi menjadi ancaman yang berpotensi untuk mereduksi ataupun mengkikis tata nilai dan tradisi bangsa dan menggantinya dengan tata nilai pragmatisme dan popularisme asing di pihak lain. Globalisasi adalah sebuah fenomena alami, sebuah fragmen dari perkembangan proses peradaban yang harus kita lalui bersama. Oleh karena itu Fenomena globalisasi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk mengulas penguatan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
Dikutip dari waspada.id, Produk budaya yang merupakan ekspresi-ekspresi dari kearifan lokal, pada umumnya merupakan suatu grand desain kehidupan sosial masyarakat. Akan selalu ada nilai-nilai, dan norma yang terkandung di dalamnya. Penggalian nilai-nilai, dan norma tersebut perlu dilakukan sehingga implementatif dengan proses demokrasi. Untuk itu diperlukan kreativitas dalam rangka menangkap nilai dan norma dalam kearifan lokal tersebut untuk menjadi nilai bersama dalam tatanan demokrasi.
Sebagai negara yang memiliki banyak budaya, tradisi, dan nilai-nilai luhur yang beragam, hendaknya demokrasi yang kita terapkan patut melihat latar belakang budaya kita. Patut pula kita mengkombinasikan bukan malah membumihanguskan dan menerapkan sebuah sistem baru. Perlu diingat bahwa sebuah nilai local wisdom tertanam jauh lebih lama dalam kehidupan sebuah masyarakat, suku, maupun komunitas. Tidak mudah mengganti sebuah pola pikir. Tidak mudah mengganti dari makan nasi ke jagung (Munib, 2012).
Dikutip dari berita satu “Penguatan nilai-nilai kearifan lokal dalam membangun persaudaraan dan kerukunan antara sesama anak bangsa sangatlah penting dalam menjaga dan merawat keutuhan negara kesatuan republik Indonesia dari perpecahan serta melawan suburnya semangat radikalisme, intoleran, terorisme, serta semangat disintegrasi bangsa
Untuk itu kearifan lokal suatu daerah dapat di pakai sebagai sebuah konsep untuk menjaga persatuan dan kesatuan anak bangsa yang ada di daerah tersebut. Oleh sebab itu peran serta masyarkat adat daerah tersebut lebih lagi di berdayakan dengan konsep Pancasila sebagai Ideolgi bangsa,”
Pengaruh liberal di negara negara eropa timur sangat kuat sekali dan menghancurkan sendi- sendi kehidupan sosial ekonomi dan politik dan membuat negara-negara di Eropa pecah, tetapi kita dengan Pancasila, UU 1945 , Bhinneka Tunggal IKa dan NKRI adalah keempat konsesus kebangsaan yang merupakan roh dalam konsep berbangsa dan bernegara yang bisa dapat menyatukan kita
Dikutip dari tirto.id – Pengertian Kearifan LokalA.S.Padmanugraha dalam “Common Sense Outlook on Local Wisdom and Identity: A Contemporary Javanese Natives” (2010) menuliskan, kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.
Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Dicontohkan, kearifan lokal terdapat dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, permainan rakyat, dan sejenisnya.
Terdapat 3 sebutan yang dapat membantu untuk memahami makna dari kearifan lokal itu sendiri, antara lain:
Pengetahuan lokal (local knowledge), yaitu segala hal yang berkaitan dengan bentuk lokal (daerah) baik melalui suatu karya atau produk ciri khas dan juga kegiatan dari suatu daerah tertentu.
Kecerdasan setempat (local genius), yaitu total dari ciri kebudayaan yang dipunyai bersamaan oleh masyarakat atau penduduk sebagai hasil dari apa yang terjadi di masa lampau.
Kearifan lokal (local wisdom), yaitu bahwa pada dasarnya setiap kelompok masyarakat memiliki kearifan lokal. Kearifan lokal dianggap memiliki nilai dan fungsinya sendiri dalam aspek kehidupan masyarakat.
Hakikat dari local genius adalah:
Mampu mengkoordinir unsur yang berbeda dari budaya luar. Adanya kemampuan untuk menggabungkan unsur budaya asing ke budaya asli suatu daerah, memiliki kendali terhadap arus globalisasi yang membawa masuk budaya lain, dan Mengerti arah terhadap budaya baru yang berkembang
Contoh kerifan lokal dapat ditemukan pada karya manusia yaitu pada seni Batik, kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam. Sebagai contoh dapat ditemukan dalam tradisi Tana ‘Ulen yang dianut masyarakat Dayak di Kalimantan, dan kearifan lokal dalam bidang pertanian. Sebagai contoh adalah Nyabuk Gunung atau Ngais Gunung di beberapa daerah di Jawa, yakni sistem pertanian ini di dataran tinggi tanpa harus mengubah kontur tanah.
Maka tugas kita sebagai anak bangsa khususnya Barisan Pemuda Nusantara selanjutnya adalah secara kreatif merumuskan nilai dan norma dalam kearifan lokal untuk menjadi kesepakat bersama. Dan demokrasi sebagai payung besarnya, akan terisi nilai-nilai dan norma yang berasal dari kearfian lokal. Ini adalah suatu bentuk ideal, karena akan lebih besar penerimaan dalam masyarakat. Karena pada hakekatnya, demokrasi merupakan sistem yang dipilih untuk merangkul semua secara bersama.
Penulis: ASW