Liputantimur.com, Makassar, Sulsel – Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Makassar (GEPMAR) gelar aksi demonstrasi di bundaran AP. Pettarani – Alauddin. Selasa, (01/03/2022) dimulai sekitar pukul 15:00 Wita.
Mereka menolak dan meminta agar segera mencabut seluruh kebijakan yang dianggap tidak relevan dan mencabut Surat Edaran yang telah dikeluarkan.
Dalam aksi tersebut, Jendral Lapangan menjelaskan bahwa memang tujuan Instruksi Presiden (Inpres) ini dalam rangka Universal head coverage yang dimana sampai sekarang kepesertaan BPJS Kesehatan baru mencapai 86 %, dan ditargetkan pada tahun 2024 mencapai 98 %.
Seharusnya Pemerintah memiliki suatu upaya-upaya yang sistematis dan intensif, ketimbang menerapkan BPJS Kesehatan yang menjadi syarat di berbagai hal dalam pengurusan Administrasi.
Disisi lain, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No 2 Tahun 2022 Tentang Jaminan Hari Tua (JHT) juga ikut disuarakan, dimana Permenaker tersebut dinggap menyakiti para buruh dan pekerja yang ada di Indonesia.
Baca juga: Merasa Ditipu, Pedagang Kaki Lima Serbu Balai Kota Makassar
Menurutnya bahwa tidak bisa dipungkiri aturan tersebut hanya menguntungkan kelompok Elit yang memiliki potensi untuk mengambil Hak para buruh dan pekerja.
Selanjutnya, mereka pun menyoroti Surat Edaran Mentri Agama Republik Indonesia No 5 Tahun 2022 tentang pengaturan volume Masjid dan Musolla.
Hal itu dianggap gagal paham dalam membuat sebuah kebijakan dimana Surat Edaran tersebut menurutnya justru akan membuat perpecahan antar ummat beragama.
“Selama Bangsa ini merdeka, tidak satu pun yang mempersoalkan suara Adzan, kecuali menteri Agama yang juga beragama Islam,” tandas Hendra.
Aksi unjuk rasa tersebut sepat terjadi ketegangan antara pihak keamanan dan peserta Aksi dengan saling dorong dan adu mulut.
Sehingga melukai tangan kanan salah satu kader GEPMAR, kemudian Massa Aksi tetap melanjutkan perjuangannya meski terdapat Oknum yang diduga melakukan tindakan Premanisme.
“Kami Akan Melanjutkan Perjuangan ini Sekalipun Kami Dihadang, Didorong Dan Mendapatkan Tindakan Premanisme, Sekalipun Kami Harus Berdarah Maka Itulah Konsekwensi Dari Perjuangan Atas Nama Bangsa Indonesia, Kami Sama Skali Tidak Merasa Takut Dan Gentar, Karena Inilah Jalan Kami Yang Kami Tempuh Indonesia,” tutup Hendra Selaku Jendral Lapangan.
Laporan: Latif