Liputantimur.com, Makassar, Sulsel – Suatu Peristiwa 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia yang mengikrarkan satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa adalah Sumpah Pemuda
Sejarah kelam dimasa lampau di alami oleh bangsa indonesia di masa penjajahan kolonial Belanda sekelompok pemuda pemudi bersatu untuk melawan penjajahan.
Saat itu, titik awal pemuda dan pemudi rela berjuang mengorbankan waktu, tenaga, pikiran moral bahkan harta benda demi menyatukan bangsa Indonesia.
Dalam bingkai Sumpah Pemuda, membuat pemuda dan pemudi untuk bakar semangat perjuangan, Indonesia bisa saja tidak mencapai kesatuan dan tidak berhasil melawan penjajah.
Dengan semangat juang dan energi positif mereka para generasi kini dan seterusnya dalam mengambil langkah apapun demi kemajuan dan kebersatuan bangsa Indonesia.
Kini 93 tahun berlalu dan diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda setiap tahunnya, termasuk pemuda pemudi sulawesi selatan.
Terkhusus di kalangan pelajar dan mahasiswa berasal dari berbagai perguruan tinggi yang ada di kota Makassar punya cara tersendiri, salah satunya tempat aksi, jalan AP.perttarani Makassar. Kamis, (28/10/2021)
Seperti aksi unjuk rasa (unras), di beberapa titik di kota Makassar, sementara penyataan sikap sempat dikutip, berikut isi tuntutan.
“Cabut omnibuslaw ciptaker yang tidak pro terhadap rakyat, Tolak PCR sebagai persyaratan dalam segala modal transformasi, Stop liberalisasi pendidikan” isi pernyataan sikap tertanda, Wawan Copel selaku korlap lapangan. (Aksay)