Liputantimur.com | Jeneponto – Lembaga Pendidikan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Al-Basir Tanggakang yang berada di Desa Tarowang Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto, diduga telah melakukan kecurangan atau rekayasa dalam menggelembungkan jumlah data Siswa alias fiktif untuk mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Salah satu yang menjadi sorotan dari Lembaga dan media, yakni tingkat pendidikan Madrasah Aliyah (MA), untuk mendapatkan bantuan dana (BOS) Tahun Pelajaran 2023-2024 sd 2024-2025. Namun tidak sesuai fakta dari keadaan siswa yang sebenarnya dilapangan, dengan peserta didik yang di laporkan oleh Operator Sekolah masuk di Data (EMIS). Sejumlah 25 orang, Melalui Kasi Pendidikan Madrasah (PENMAD), di Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jeneponto.
Diperoleh informasi, kejadian itu sudah berjalan cukup lama dari tahun ke tahun. Namun luput dari pengawasan pihak terkait, Seksi Pendidikan Madrasah (PENMAD) Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto. Sehingga terkesan buta dan tuli selama ini.
Hal ini terkuak setelah Lembaga Elang Hitam Nusantara Republik Indonesia (ELHAN-RI) bersama rekan awak media melakukan pemantauan pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah (UAM), Senin (24/02/2025), diketahui peserta didik yang ikut Ujian hanya 2 orang dan pelaksanaannya di SMK Al-Basir Tanggakan. Namun anehnya kedua siswa yang bersangkutan dianggap telah selesai mengikuti proses Ujian Madrasah pada hari Sabtu, (22/02/2025) kemarin.
‘Beberapa guru yang dimintai keterangannya, menyampaikan bahwa sejak satu tahun terakhir pada Tahun Pelajaran 2024-2025, dirinya tidak pernah melihat ada Siswa tingkat Madrasah Aliyah yang mengikuti proses pembelajaran di (MAS) Tanggakan. Memang pernah ada Pak! namun untuk saat ini proses pembelajarannya nebeng di SMK Al-Basir Tanggakan karena ruangan belajar di MAS Ini sementara direnovasi dan ruangannya juga dijadikan Kantor MTs dan MA. Tapi untuk lebih jelasnya silahkan dikonfirmasi langsung kepada Kepala Madrasah Aliyah.”ujar salah satu guru
” Kami Tidak Pernah Melihat Ada Siswa Tingkat Madrasah Aliah Yang mengikuti proses pembelajaran disini bahkan gurunya pun kami tidak tau siapa?.”
“Sementara ketua Yayasan Al-Basir Tanggakan, Seharani yang dimintai tanggapannya menjelaskan, terkait jumlah siswa sebanyak 25 orang yang masuk di Data EMIS itu saya tidak ketahui berapa keseluruhan. yang bertanggungjawab adalah Kepala Madrasah Aliyah. Namun lebih jelasnya silahkan dikonfirmasi kembali Operator Sekolah, Zul Hajir, Karena setahu saya Siswa yang ikut Pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah (UAM) itu hanya 2 orang saja. Dan mengenai pelaksanaan Ujian Madrasah yang dianggap sudah selesai, tentunya menjadi urusan KEMENAG Jeneponto, karena kami di MAS Al-Basir hanya sebatas penyelenggara. Jadi silahkan dipertanyakan kembali di KEMENAG karena yang membuat jadwal adalah DEPAG sendiri, jadi dipertanyakan ulang bahwa bagaimana carata membuat jadwal dan kenapa dipercepat pelaksanaannya.”terangnya
Sambung Seharani, Terkait jumlah Siswa yang dilaporkan masuk di EMIS sebanyak 25 orang apakah ada siswanya atau tidak. Itu saya tidak mengetahuinya. Jadi jika memang hanya persoalan siswa yang tidak ada. Maka saya sarankan silahkan!!! diberitakan saja atau dilaporkan ke Aparat Penegak Hukum. karena itu bukan urusan saya. Dan jika memang laporannya ditindaklanjuti dan proses Hukum berjalan, maka hormati proses Hukum itu. Namun lebih jelasnya silahkan komunikasi langsung dengan Kepala Sekolahnya karena yang bertanggungjawab sepenuhnya adalah Kepala Madrasah Aliyah itu sendiri”. tegas Seharani
“Karena kemarin saya telpon Kepala Sekolahnya Madrasah Aliyah, berapa siswa yang ikut peserta Ujian katanya 2 orang. Makanya saya sampaikan bahwa hubungi saja Pak KANDEPAG agar di hapuskan saja.”ujar Seharani
Setelah tim pertanyakan kembali terkait proses pembelajaran Siswa Madrasah Aliyah yang terdaftar keseluruhan di Data EMIS sejumlah 25 orang. Seharani memberikan klarifikasinya bahwa siswa sebanyak itu memang ada tapi maunya ingin di antar jemput setiap hari ke Sekolah maka otomatis yang tidak ada menjadi ada. sementara disini kami belum memiliki kendaraan operasional untuk siswa, kecuali jika ada dari pihak KEMENAG yang menyiapkan kendaraannya.
Lanjut Seharani. Sedangkan orang-orangnya saja dari KEMENAG Jeneponto yang datang kemarin memantau termasuk Pengawas Haji Simollah tu saya sampaikan bahwa ini lahan Sekolah kalau saya mau jual harganya 82 juta rupiah perkapling. Jadi itu secara tegas saya sampaikan dihadapan mereka, makanya tidak usah banyak bicara semua kalau datang kesini , karena sangat beruntung kami ada niat untuk membangun gedung Sekolah ini dari awal karena itu tanah milikku. Dan saya juga bisa melaporkan ke KANWIL Provinsi. Apalagi jika ada Pengawas yang datang ke Sekolah ini dan maunya siswa semua harud berbaris dan minta penjemputan dipintu masuk. Maka saya akan melemparinya batu. Jadi sampaikan saja ke Haji Sahar Ke Pak KANDEP mu bahwa Seharani yang mengatakan Itu.’ tegasnya
” Jika Ada Pengawas yang datang ke sekolah ini dan banyak bicaranya, maka saya akan melemparinya batu, jadi sampaikan saja ke H. Sahar bahwa seharani yang mengakatan itu”. Geram Seharani
Ditempat terpisah Tim Investigasi Lembaga ELHAN-RI kepada media, Selasa (25/02/2025) mengungkapkan bahwa jumlah Data Siswa keseluruhan yang dilaporkan oleh Operator Sekolah di EMIS sejumlah 25 orang dan hanya 2 orang yang ikut sebagai peserta Ujian Akhir Madrasah (UAM) sementara fakta yang ditemukan dilapangan dan semua siswa yang dianggap mengikuti proses belajar di SMK Tanggakan setiap hari, itu sama sekali tidak ada alias fiktif. Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu guru pendidik di SMK Al-Basir Tanggakan, Aisyah, bahwa dirinya memang setiap hari mengajar. Namun siswa Madrasah Aliyah yang gabung 1 ruangan dengan siswa SMK itu terkadang ada yang datang satu sampai dua orang dan Pihak (MAS) meminta diajarkan siswanya, maka saya berikan pembelajaran.ujarnya
Namun terkait jumlah siswa sebanyak 25 orang itu sama sekali tidak ada kecuali hanya 2 orang sajasiswa yang ikut Ujian Akhir Madrasah (UAM) yang telah selesai pelaksanaannya pada hari Sabtu, (22/02/2025) kemarin, itupun hanya direkomendasikan oleh Operator Sekolah Madrasah pak Zul hajir. Karena siswa SMK yang ada itu mempunyai absen kehadiran tersendiri, sedangkan siswa Madrasah Aliyah jika ada yang datang dan mengikuti proses belajar itu tidak memiliki absensi terkait nama nama Siswa sejumlah 25 orang yang dimaksud. Namun hanya sebatas pemberitahuan secara lisan saja.”ungkap Aisyah
Jika di akumulasikan dari total jumlah siswa keseluruhan (MAS) Al-Basir Tanggakang sebanyak 23 orang yang dilaporkan di Data EMIS untuk mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) selama Tahun Pelajaran 2023-2024 sd 2024-2025 hingga sekarang kurang lebih senilai Rp.100.000.000,-(Seratus juta rupiah). Namun diduga adalah hasil rekayasa alias fiktif yang dilakukan oleh Operator Sekolah bersama Kepala Madrasah Aliyah.
“Sehingga kami menduga adanya sarat penyimpangan anggaran dana BOS yang mengarah kepada tindak pidana korupsi yang tidak jelas peruntukannya, dengan cara memanipulasi jumlah data Siswa di EMIS demi untuk merauf keuntungan secara berjamaah senilai kurang lebih ratusan juta rupiah.”Jelas tim Lembaga ELHAN-RI
Hingga berita ini diterbitkan Kepala Madrasah Aliyah (MAS) Al-Basir Tanggakan, belum berhasil untuk dimintai keterangannya.(Team-Red)
Bersambung….