Beranda EKOBIZ Kilau Sisik Ikan Dari Manado

Kilau Sisik Ikan Dari Manado

Serpihan sisik yang jatuh dari lapak penjual kakap merah di pasar tradisionil di Manado, Sulawesi Utara,  awalnya hayalah sampah amis yang menanti dibuang. Namun, Tjahyani (56) melihat nilai dari kilauan peraknya.  Dia mengolahnya menjadi perhiasan yang kini menjadi salah satu produk kebanggaan Manado.

Oleh : Kristian Oka Prasetyadi

SISIK IKAN membuka kesempatan bagi Tjahyani, seorang ibu rumah tangga, untuk menjadi pengusaha mikro. Yannie Hadicraft nama unit usahanya yang resmi berdiri esjak 2013, adalah salah satu produsen perhiasaan dan aksesori, seperti anting, kalung, gelang, bros, selempang, dan peniti jilbab dengan bahan dasar kepingan limbah ikan.

Semua bermula dari bangku kantin Sekolah Dasar Negeri 11 Manado tahun 2012. Pada saat siang di tahun itu, ketika sedang menunggu anak-anaknya pulang sekolah. Tjahyani melihat pemilik kios menumpuk sisik ikan, lalu membuangnya begitu saja. Sayang sekali, pikirnya saat itu, sisik yang bagus itu terbuang percuma.

“Saya mencoba bikin anting dan gelang, lalu saya pakai sendiri. Teman-teman saya bilang bagus, jadi saya kasih gratis, kata Tjahyani ketika ditemui di rumahnya pada pertengahan Januari 2021.

Rupanya, respons yang didapat Tjahyani mengejutkan. Teman-temannya menyatakan minat membeli. Sejak itu, dia mulai membuat produk pesanan, sepasang anting atau sebuah gelang ia jual dengan harga Rp.20.000 hingga Rp.25.000. Ibu empat anak laki-laki itu juga mulai berani menitipkan dagangannya di sebuah toko oleh-oleh di Manado.

“Saat itu saya titp gelang, saya kasih harga Rp.25.000. Pemilik toko bilang titip lima buah dulu buat melihat laku atau tdak. Ternyata laku, banyak turis yang suka. Akhirnya saya mulai bukin dalam jumlah banyak,  katanya.

Bahan baku yang dibutuhkan oleh Tjahyani secara otomatis harus disesuaikan dengan permintaan konsumen. Setiap hari Tjahyani pergi ke Pasar Bersehati, pasar induk di Manado, untuk memungut sisik-sisik ikan kakap merah yang jatuh dari meja lapak ikan. Ia mengaku, rasanya seperti pemulung memungut sampah, tapi rasa malu yang tumbuh segera ia tekan.

Ia kemudian dapat menjalin relasi dengaan pelapak sehingga sisik ikan dapat disiapkan terlebih dahulu. “Lama-lama bahan baku tidak terlalu sulit didapat karena saya bina hubungan baik dengan tempat langganan saya. Biarpun sedang tidak musim ikan saat angin musim barat, pasokan bahan baku tetap aman karena saya biasa menimbun”, ujar Tjahyani.

Kalau tidak pernah ke luar dari satu daerah, rasanya kita seperti katak dalam tempurung. Saat pameran-pameran itu, saya langsung minder, merasa kecil sekali. Karena itu saya berusaha mengembangkan diri saya. Saya menyempatkan diri keliling untuk mendapatkan ide untuk mengembangkan produk-produk saya dari teman-teman pengrajin se-Indonesia

Kini,  Yannie Handicraft dapat membawa penghasilan kotor Rp.10 juta-Rp.15 juta bagi keluarga Tjahyani. Dari kerajinan sisik ikan juga, Tjahyani dapat memberangkatkan sepasang anak kembarnya yang berusia 20 tahun untuk kuliah teknik informatika di Jerman sejak 2019.

“Saya tidak mau hidup yang luar biasa untuk anak saya. Saya bersyukur bisa memberangkatkan mereka dengan biaya sendiri berkat sisik ikan”, tutur Tjahyani.

Terus berkembang

Hingga sebelum pandemi merambah ke Manado dan Sulawesi Utara, wisatawan, terutama dari China, adalah konsumen utama produk-produk Yannie Handicraft. Semua produknya dipasarkan melalui beragam toko oleh-oleh yang sudah pasti menjadi destinasi wajib bagi kelompok wisatawan mancanegara tersebut.

Kerajinan sisik ikan Thayani juga dikenal hingga ke tingkat nasional melalui berbagai pamaren usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ia tidak mengingat sudah berapa banyak pameran yag ia ikuti.  Dua yang palig berkesan ialah pada 2014 di Bandung dan tahun 2019 di Jakarta.

Tahun 2014 adalah pertama kali Tjahyani mengikuti pameran di luar Manado dalam perayaan ulang tahun koperasi Indonesia. Sejak itu, ia sering mewakili Manado dan Sulawesi Utara untuk mengikuti pameran. Ia juga menjadi pengusaha binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UMKM tingkat provinsi dan kota.

Tak ketinggalan dari setor perbankan, mulai dari BRI hingga Kantor Perwakilan  Wilayah Bank Indonesia (BI) di Sulawesi Utara, yang juga menggandeng Yennie Handicraft. Berbagai kesempatan lain terbuka, seperti pameran Inacraft dan BRI Craft. Semakin banyak pengalaman, semakin sadar pula Tjahyani, masih banyak yang ia bisa kembangkan untuk memberi nilai tambah bagi produknya.

“Kalau tidak pernah ke luar dari satu daerah, rasanya kita seperti katak dalam tempurung. Saat pameran-pameran itu, saya langsung minder, merasa kecil sekali. Karena itu saya berusaha mengembangkan diri saya. Saya menyempatkan diri keliling untuk mendapatkan ide untuk mengembangkan produk-produk saya dari teman-teman pengrajin se-Indonesia”, katanya.

Hasilnya, dari perajin asal Jawa Timur,  Tjahyani mengadaptasi teknik menggunakan benang-benang tembaga sebagai ornamen dan tali kalung. Bersama pengrajin asal Papua, ia jug berhasil mengolabirasikan kain dari serat kulit pohon ‘yanggoli’ dengan bandul sisik ikan. “Pulang dari pameran, saya selalu membawa ilmu baru”, katanya.

Pameran kedua yang berkesan baginya adalah BRIPreneur pada 2019, di mana dia bertemu Presiden Joko Widodo. Produk-produknya mendapat apresiasi dari Presiden yang, kata Tjahyani, terkesan dengan ide pemanfaatan sisik ikan. “Saya bersykur, dari lima gelang yang saya titipkan di toko suvenir, saya akhirnya bisa bertemu Presiden,”ujarnya.

Pada November 2020. Tjahyani juga mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan belajar desain serta menggunakan peraak untuk produk-produknya dari perajin perak di Bianyar,Bali. Alhasil, perhiasannya kini dapat dijual dengan harga mencapai Rp.500.000, lebihh dari aksesoris lainnya yang sekitar Rp.150.000.

Selain mendapat kesempatan ikut pameran, Tjahyani kini juga menjadi instruktur kerajinan di acara-acara yang diadakan pemerintah. Ia juga kerap mentransfer ilmu melalui rumah kreatif BUMN di bawah BRI. Meski demikian, ia mengakui sangat sulit mencetak perajin-perajin baru di Sulawesi Utara.

“UMKM di sini lebih banyak bergerak di bidang kuliner. Dari ratusan orang yang pernah saya latih, setahu saya baru ada satu yang berhasil memasarkan produknya, yaitu perajin di Bitung. Produknya dijual di tresor di Pulau Lembeh yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Saya bangga, karena akhirnya ada juga yang berhasil mengembangkan sisik ikan”, katanya (*)

Sumber : Harian Kompas

WARTAWAN LIPUTANTIMUR.COM DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS DAN TIDAK MEMINTA ATAU MENERIMA PEMBERIAN DALAM BENTUK APAPUN

BERITA TERKAIT

Orang Tua Wali SDI Wae Ko’ol Mempertanyakan Dana PIP, Kepala Sekolah Malah Bungkam

Liputantimur.com | Matim - SDI waekool salah satu lembag pendidikan yg terletak di waekool Desa Nangmbaling kecamatan sambirapas kabupaten Manggarai Timur. kini menjadi sorotan dari...

Polemik Oli Palsu Yamalube, Konsumen Tuntut Pertanggungjawaban

Liputantimur.com | Surabaya – Polemik peredaran oli palsu merek Yamalube kembali mencuat di Surabaya, memicu aksi protes dari konsumen dan aktivis. Kamis (13/03/2025). Dalam aksi...

Proyek Renovasi Aset Gubeng Diduga Bermasalah, Transparansi Dipertanyakan

Proyek renovasi aset di Gubeng, Surabaya, yang dikerjakan oleh CV Barokah Adhi Jaya dengan nomor kontrak PRJ-61/PPK/LMAN.23/2024, kini menjadi sorotan.

Ahli Waris Abdurrabbie Meminta PT. Vale Indonesia untuk Taat Hukum!

Liputantimur.com | Morowali - PT. Vale Indonesia Sorowako diduga melakukan penyerobotan dan menambang secara Ilegal dan atau tidak sesuai prosedur pertambangan yang benar di...

Effendi Pudjihartono Membantah Tuduhan Kongkalikong Dengan Notaris Ferry Gunawan

Liputantimur.com | Surabaya - Dalam perkembangan terbaru dari kasus pengelolaan restoran Sangria by Pianoza, terdakwa Effendi Pudjihartono dengan tegas membantah  tuduhan adanya "kongkalikong" antara...

Lagi, Polemik Sengketa Tanah Ulayat di Kelurahan Tiwu Kondo Belum Juga Usai!

Liputantimur.com | Matim - Polemik sengketa Tanah Kelurahan Tiwu Kondo Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur Belum juga usai. Pasalnya kejadian ini berbuntut Pengkelaiman Ulayat oleh kelompok...

Hipmata Gelar Audiens dengan Pemda Mamuju, Dua Bangunan Diduga Ilegal

Liputantimur.com I Mamuju - Himpunan Mahasiswa Tapalang (Hipmata) menggelar audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Mamuju, terkait masalah izin dua bangunan yang diduga ilegal, yakni Ipal...

KPK Ultimatum Polda Sulbar, Minta Instruksikan Seluruh Kapolres Perketat Pengawasan Peredaran Rokok Ilegal

Liputantimur.com I Sulbar - Presiden Kesatuan Pemuda dan Kerakyatan (KPK) mengeluarkan ultimatum kepada Kapolda Sulawesi Barat agar segera menginstruksikan seluruh Kapolres untuk memperketat pengawasan...

Aktivis Apresiasi Kinerja Kepolisian Polres Sinjai Berhasil Ungkap Modus Penipuan Segitiga

Liputantimur.com | Makassar - Aktivis Kembali mengapresiasi kinerja Kapolres dan Kasat Reserse Kriminal Polres Sinjai dalam menangani beberapa kasus di Kabupaten Sinjai. Rabu (05/03/2025). Ini...

Meluruskan stigma kedua Tua Golo dan Tua Teno Bawe Buntal ” Terkait Tanah ulayat perbatasan Ngada- Manggarai Timur.

Liputantimur.com  | Matim- Polemik Tanah Ulayat Wilayah batas Ngada dan Manggarai Timur menjadi Perbincangan ditengah Masyrakat. Pasalnya kejadian ini berawal dari pernyataan dari Tua Golo...

Kapolres Majene Dinilai Gagal Tegakkan Hukum, KPK Pastikan Akan Gelar Aksi Jilid III

Liputantimur I Majene - Kesatuan Pemuda dan Kerakyatan (KPK) kembali menyoroti Kapolres Majene yang dinilai menutup mata terhadap tuntutan penindakan rokok ilegal yang terjadi...

Kejari Sinjai Menangkan Praperadilan Tersangka Kasus Korupsi Bendungan Irigasi

Liputantimur.com | Sinjai - Perkara Praperadilan oleh tersanngka tindak pidana korupsi rehabilitasi daerah irigasi Apparang TA. 2020 di Kelurahan Sangiaseri, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten...

Babinsa Koramil Babulu Turun ke Sawah Bantu Petani Panen Padi

PENAJAM.liputantimur.com - Dalam rangka mendukung program pemerintah guna meningkatkan ketahanan pangan, Babinsa Koramil 0913-03/Babulu Kodim 0913/PPU Serda Sudarno Babinsa Desa Rawa Mulia terus melaksanakan...

FSKN Kunjungi Indonesia Walikota Makassar

Liputantimur, Makassar, Sulsel – Walikota Makassar Danny Pomanto dikunjungi rombongan Forum Silaturahim Keraton Nusantara (FSKN) Pusat di jalan Amirullah Makassar. sekitar pukul 20.00 Wita....

Terus Tersorot, GMBI Minta Kejaksaan Usut Tuntas Dugaan Korupsi Satpol PP Makassar

Liputantimur.com | Makassar - LSM GMBI Wilter Sulawesi Selatan sebagai pelapor atas dugaan tindak pidana Korupsi di lingkup Satpol PP Makassar meminta Kejati Sulsel...

Sudah 4 Bulan belum ada kejelasan Perkembangan Kasus Pengerusakan Rumah Dinas SDI Lengko Randang Korban, Mempertanyakan kinerja Pihak Kepolisian

Liputantimur.com |Matim - Penanganan kasus pengerusakan rumah dinas yang telah dilaporkan ke Polsek Sambi Rampas dengan Nomor Laporan Polisi, LP/07/VI/2024/NTT/Res Manggarai Timur/Sektor Sambi Rampas...

Berprofesi Pengacara, Caleg Dapil VII Pallangga-Barombong Berikan Layanan Hukum Gratis

Liputantimur.co, Gowa -  Salah Calon Legislatif Dapil VII dari Partai PERINDO Kabupaten Gowa Asywar, S.ST,.S.H berikan layanan Konsultasi dan Bantuan Hukum Gratis bagi calon...

Poskes Kodim 0906/Kutai Kartanegara lakukan kegiatan vaksinasi pada lansia di kelurahan Bukit Biru

Kutai Kartanegara,liputantimur.com - Poliklinik Kesehatan 06.10.04 Kodim 0906/Kutai Kartanegara bekerja sama dengan UPT Puskesmas Bukit Biru menggelar kegiatan vaksinasi kepada masyarakat yang dilaksanakan di...

KP-FRI dan DPP GPMK Bakal Demo di Polda Sulsel, Desak APH Tindaki Dugaan Peredaran Rokok Ilegal

Mereka mendesak Ditreskrimsus Polda Sulsel untuk memeriksa dugaan peredaran serta produksi rokok ilegal.

Pengurus DPP EREN S.H. C.L.E Lakukan Kunjungan Kerja KE DPW BAIN HAM RI Sultra

Liputantimur.com, Konawe - Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) BAIN HAM RI Eren SH.,C.L.E melaksanakan kunjungan kerja dalam rangka pembentukan Klinik hukum BAIN HAM RI,...

Pengkhianat Bangsa

Rakyat Nusantara bisa dijajah selama 350 tahun karena pengkhianat bangsa. Indonesia kalah maju dan sejahtera dari Malaysia dan Korea Selatan, juga karena ulah pengkhianat...