Liputantimur.com, Polman, Sulbar – Kisah pilu dialami seorang perempuan lanjut usia (lansia) bernama Andi Saya (70) Warga Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).
Di tengah kondisi ekonomi yang serba terbatas, ia harus merawat 2 anaknya yang divonis orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Kedua anaknya divonis ODGJ dalam usia yang tidak lagi muda. Mereka masing-masing berinisial AG (45) dan AN (40) sementara AN saat ini dipasung karena sering mengamuk.
Andi Saya merawat keduanya seorang diri di sebuah rumah panggung miliknya, di Desa Riso, Kecamatan Pango, Polewali Mandar.
Dia mengaku tak bisa berbuat banyak dan pasrah merawat kedua anaknya dengan kondisi seadanya apalagi kondisi keuangannya terus menipis di tengah usianya yang terus menua.
“Mau bagaimana lagi, uang saya juga sudah habis untuk biaya pengobatan keduanya,” kata Andi Saya, saat berbincang dengan wartawan di rumahnya. Senin (28/02/2022).
Baca juga :Â Ashabul Kahfi: Rumah Sakit Wajib Layani Pasien
Dengan kondisi kedua anaknya tersebut, Andi Saya juga kesulitan untuk bepergian. Waktunya lebih banyak digunakan untuk menyiapkan segala kebutuhan kedua anaknya agar tidak mengamuk.
“Semuanya harus disiapkan, mulai dari makanan, mengangkat air untuk kebutuhan mandi, termasuk membersihkan ruangan tempat salah satu anak yang dipasung. Kalau terlambat dia biasa marah sampai mengamuk,” tuturnya lirih.
Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kedua anaknya, Andi Saya hanya mengandalkan sepetak lahan yang dikelolanya. Itu pun berjarak kurang lebih 2 kilometer dan harus ia tempuh dengan berjalan kaki.
“Hasilnya sudah tidak seberapa. Terkadang tidak cukup untuk penuhi kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillah, karena (masih ada) keluarga biasa berkunjung beri bantuan, ada juga bantuan dari pemerintah,” ungkapnya
Menurut Perempuan kelahiran 1952 itu, bahwa sebenarnya kedua anaknya bisa lebih baik jika rutin mengkonsumsi obat dari puskesmas.
Namun, sayangnya obat itu tak bisa lagi ia dapatkan karena dokumen kependudukan keduanya menghilang entah ke mana. Sementara jika untuk membeli ke apotek mesti ada resep dokter. (*)