Liputantimur.com, Palu – Kesehatan merupakan aset tak ternilai yang harus dijaga sebaik-baiknya. Sedikit saja terganggu maka dapat menurunkan kinerja seseorang bahkan bisa merambat ke sendi-sendi lainnya.
“Bisa jadi secara sosial ekonomi juga terdampak,” kata Asisten Administrasi Umum H. Mulyono, SE.Ak, MM tentang efek turunan dari gangguan kesehatan.
Hal ini Ia sampaikan saat mewakili Gubernur Rusdy Mastura pada acara Pelantikan Pengurus Daerah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi Sulteng, Sabtu pagi (13/8/2022) di Gedung Pogombo.
Acara tersebut turut dirangkaikan dengan seminar nasional dan sumpah profesi tenaga kesehatan sanitasi lingkungan.
Tampak hadir, Kadis Kesehatan Sulteng dr. Komang Adi Sujendra, Sp.PD selaku pemateri seminar, serta Ketua panitia Ilham Sunusi, SKM, M.Kes, perwakilan organisasi profesi kesehatan antara lain PPNI dan IBI serta institusi pendidikan kesehatan.
Saat itu, Ketua Umum HAKLI Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes secara resmi melantik HAKLI Sulteng Periode 2022-2027 yang kembali diketuai Muzakir Ladoali, S.Sos, M.Si.
Lebih lanjut Asisten Mulyono meminta organisasi ini menjadi garda depan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, utamanya dalam percepatan penurunan stunting.
Dia juga berpesan supaya pengurus bekerja ikhlas, selalu kompak dan mengembangkan komunikasi dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi.
“Harus mengerti tentang sikap, cara dan waktu yang tepat untuk mengungkapkan ide atau usulan tanpa terkesan arogan,” titipnya tentang etika berorganisasi ke pengurus.
Sementara Ketua Umum HAKLI dalam sambutannya antara lain meminta supaya pengurus mengutamakan keikhlasan dalam berorganisasi dan pengabdian ke masyarakat.
“Ikhlas adalah (bagian) budaya organisasi dan jadikan HAKLI sebagai jalan hidup dan jalan pulang,” harapnya agar diamalkan pengurus.
Terlebih dengan fakta prevalensi stunting masih tinggi di Sulteng, maka Ia meminta tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) berkolaborasi dengan bidan dan ahli gizi dalam satu tim kerja penurunan stunting.
“Saya setuju kedepannya satu desa satu sanitarian adalah suatu kebutuhan yang mendesak,” pungkasnya. (Ibra/Red)