Liputantimur, Sinjai, Sulsel, Nama lengkapnya Burhanuddin, adalah salah satu Penulis muda Sinjai dan juga sebagai pegiat Literasi di pedesaan.
Burhanuddin yang akrab disapa Burhan SJ memulai karirnya dalam dunia gerakan dan terus gencar menyuarakan kepentingan masyarakat khususnya masyarakat bawah, sejak 2012 silam.
Itu tak terlepas dari peran orang tuanya Bahtiar bin Sabang, saat Bahtiar bin Sabang yang merupakan seorang pejuang petani Sinjai hanya karena membela haknya mengalami diskriminasi dan kriminalisasi pada tahun 2014 silam.
Burhan SJ, sendiri banyak yang bertanya-tanya tentang apa itu SJ? menurutnya SJ singkatan dari Seek Justice (Mencari Keadilan), SJ juga Singkatan dari SINJAI dan yang lebih indentik Suara Jelata (SJ), yakni, media yang ada di Kabupaten Sinjai yang ia sendiri merupakan salah satu pendirinya.
Kembali ke kehidupan Burhan SJ, saat ia frustasi kala ayah yang menjadi tulang punggung keluarganya ditangkap lantaran dituduh merambah hutan, ia bahkan beberapa bulan tidak mau menginjakkan kaki di kampusnya dan hanya mengurung diri dalam rumah, sambil membaca buku perjuangan.
Sembari banyak belajar dari buku yang ia baca, hampir semuanya ia khatam di lain sisi ia mengaku selalu merenung memikirkan nasib keluarganya.
Dari situlah tercipta semangat untuk mulai menulis baik melalui buku seadanya pun lewat handphone dan leptop miliknya.
Burhan SJ pun mulai keluar lalu terlibat dalam gerakan membangun basis dan melakukan pendekatan sambil menyusun kronologi kejadian yang menimpa keluarganya, ia pun fokus memberanikan dirinya untuk menulis hingga tulisannya tembus ke luar negeri dan berhasil menghadirkan peneliti-peneliti internasional ke Sinjai.
Berita terkait: Buku Biografi Andi Kartini Ottong Diapresiasi Bupati Bulukumba
Sampai akhirnya ia pun diundang oleh salah satu lembaga kepemudaan untuk ikut peserta program pelatihan dokumentasi se-Indonesia, kembalinya ia terus menulis.
Setelahnya, Burhan SJ pun kembali mencari dan mengumpulkan tulisan-tulisan yang ia tulis tetang ayahnya sembari meminta keterangan melalui keterangan tertulis di dalam penjara.
Saat itu Bahtiar bin Sabang di dalam sel tahanan. Ia pun menulis dengan pena dan kertas atas apa yang mereka lakukan sebelum dilaporkan, ditangkap di rumahnya dan diproses hukum hingga vonis penjara selama 13 bulan.
Saat itu, Burhan SJ berencana launching buku tentang bapaknya namun terkendala soal biaya hingga dibantu sama temannya untuk menerbitkan bukunya dan sampai saat ini ia telah berhasil menciptakan 6 buah buku, dan ia mengaku akan ada buku edisi baru lagi yang saat ini sementara ia gagas.
Karya-karyanya yang populer tak lain adalah:
-Bahtiar bin Sabang, Petani Yang Tumbang Hanya Karena membela Haknya.
– Lelaki Kurang Ajar dalam Secangkir Kopi.
– Lelaki Kafir di Tangan Puisi.
– Suara Aku Ingin Bebas.
– Perempuan Perempuan Mabuk Surga.
Selain itu, ia pun banyak mengisi waktunya dengan menulis artikel yang menarik di media online Qureta.com.
Di tengah kesibukannya menulis, Burhan SJ pun tak pernah menolak saat diberikan tugas untuk mengedit beberapa buku dari karya teman-temannya sebelum penerbitan.
Hal itu bukan berarti untuk karya dari bukunya akan berhenti, di sela-sela kesibukannya ia pun terus menulis untuk persiapan buku selanjutnya.
Berita terkait: Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Sugesti Aktivis di Sinjai.
Saat ini Burhan SJ juga terlibat dalam Tim penyusun biografi Andi Kartini Ottong yang baru saja launching.
Selain, aktif menulis, pria kelahiran 08 Juni 1994 Desa Saohiring, Kacematan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai ini juga aktif dalam gerakan literasi di pelosok.
Selain itu, ia juga sebagai Ketua Bidang Literasi Suara Jelata, sejak awal dari Sekolah Jurnalistik 1 sampai saat ini sudah masuk angkatan ke IV.
Tak sampai di situ. Burhan SJ juga aktif menghadiri undangan sebagai Narasumber dalam kegiatan-kegiatan diskusi baik dalam kegiatan mahasiswa atau pun undangan dari kegiatan lembaga lainnya.
Namun, menurut Burhan SJ yang kini sudah berumur 27 tahun juga belum berpikir untuk menikah, lantaran dirinya mengaku ingin fokus belajar.
“Kupikir pernikahan hanya bagian kecil dari sekian banyak masalah besar yang harus diselesaikan dalam hidup yang singkat ini” tutup sosok penulis mudah Sinjai ini. (*)