Liputantimur.com | Gowa – Pasar Rakyat Bontorea yang dibangun megah dan infrastruktur memadai dengan anggaran yang cukup besar, semakin hari semakin memprihatinkan.
Pasar yang dibuat untuk para pedagang sampai sekarang ini masih minim pembeli dan enggan masuk ke pasar.
Hal ini disebabkan, menyusul banyaknya lapak liar di sepanjang jalan Poros Cambaya, Panciro, Kalukuang, Moncobalang, dan Limbung yang membuat pedagang pasar Bontorea resah akibat pengunjung pasar yang baru dibangun dan dioperasikan tahun 2022 itu sepi pembeli, Senin (22/07/2024).
Para konsumen lebih memilih membeli di sepanjang jalan di banding masuk ke pasar, sehingga pasar Bontorea semakin hari semakin sepi.
Menurut salah satu pedagang pasar rakyat Bontorea Dg Tiro saat diwawancarai mengatakan, minimnya pembeli yang datang ke pasar Bontorea karena banyak yang menjual di pinggir jalan. Hal ini akhirnya membuat pembeli enggan berbelanja di Pasar ini.
“Banyak yang jual di pinggir jalan sehingga pembeli enggan masuk ke pasar,” kata Dg Tiro.
Ia menambahkan kalau kejadian ini berlarut-larut maka tidak menutup kemungkinan kami juga akan keluar dan kembali ke tempat pinggir jalan poros seperti semula.
“Kalau kejadian ini terus berlarut-larut, maka kami akan kembali ke tempat pinggir jalan sama dengan pedagang lain,” tambah Dg Tiro.
Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gowa dalam hal ini Dinas terkait puntuk menindak tegas para pedagang yang berjualan di pinggir jalan agar kembali masuk ke pasar .
Lebih lanjut, kami meminta kepada Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan untuk segera memerintahkan Saptol PP untuk segera menindak para pedagang yang berjualan di pinggir jalan, dikarenakan kami yang berada di dalam pasar sangat dirugikan.
Kami juga memohon kepada Bapak Bupati Gowa agar segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Karena kami pedagang yang sudah lama berjualan di Pasar Bontorea merasa dirugikan, kalau tidak ada tindak tegas dan langkah dari pemerintah, kami juga akan segera keluar ke tempat kami yang dulu,” tutupnya.(*)