Liputantumur.com | Sulsel – Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meresmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (23/11/2021).
Hadirnya bendungan Karalloe ini, memiliki manfaat diantaranya mengairi daerah irigasi seluas 7 ribu hektar, penyediaan air baku untuk 10 kecamatan di Kabupaten Jeneponto (420 L/dtk) dan 1 kecamatan di Kabupaten Gowa (20 L/dtk), konservasi Sumber Daya Air, reduksi banjir 49,12%, pembangkit listrik tenaga air 4,5 MW, dan pengembangan pariwisata.
Pembangunan ini dilakukan sejak tahun 2013 melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR. Bendungan Karalloe memiliki tipe Concrete Face Rockfill Dam (CFRD) yang memiliki tinggi 85 meter, dengan panjang puncak Bendungan 396 meter dan lebar 10 meter. Dengan tampungan total 40,50 juta M³, luas genangan 145 hektar dan panjang terowongan 583 meter. Pada bendungan ini dilengkapi landasan untuk helikopter (helipad), tugu phinisi, musallah, wisma, mes, bahkan aula.
Bendungan dengan luas genangan 145 hektare ini bakal mengairi setidaknya 7.000 hektare lahan pertanian di Kabupaten Jeneponto, yang memungkinkan petani dapat memanen padi dua kali dalam setahun dan sekali panen palawija. Selain itu, Bendungan Karalloe dapat mengurangi banjir yang pernah terjadi di kawasan sekitar, menjadi sumber air baku, dan pontensial untuk menjadi penggerak pembangkit tenaga listrik.
Presiden Jokowi mengatakan, Bendungan Karalloe diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan air bagi 7.000 hektare lahan pertanian di Kabupaten Jeneponto sebagai penerima manfaat irigasi.
“Dengan adanya Bendungan Karalloe, petani yang sebelumnya dulu hanya panen padi sekali dan palawija sekali, nanti bisa dua kali panen padi dan sekali palawija,” kata Presiden Jokowi
Selain untuk irigasi, Bendungan Karalloe juga berfungsi sebagai penyuplai air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 MW, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik.