Liputantimur.com, internasional – Jangan membuang ban sepeda, motor atau mobil di laut karena tindakan itu dapat berakibat buruk pada kehidupan biota laut. Setidaknya saran itu tersirat dari hasil peneltian Atsushi Sogabe dan Kiichi Takatsuji dari Universitas Hirosaki.
Dua peneliti ini menemukan ban mobil dan truk yang dibuang hanyalah merupakan perangkap bagi ‘kalomang (kepiting pertapa/hermit crab).Setelah masuk ke celah ban, kalomang tidak bisa lagi ke luar meninggalkan ban.
“Mereka tak dapat memanjat untuk ke luar meninggalkan ban. Al hasil rerata kalomang itu mati”, katanya. Atsushi Sogabe dan Kiichi Takatsuji mempublikasikan studi mereka di Royal Society Open Science, tulis phys.org, Kamis (04/11/2020).
Lebih jauh dikatakan, kelomang dapat memanjat ke tengah lingkaran terbuka ban, tetapi karena bentuk ban, mereka tidak dapat memanjat keluar lagi.
Kanibalisme
Para peneliti mencari dan menemukan enam ban di dasar laut cukup dekat ke pantai untuk diamati. Mereka mengunjungi masing-masing ban selama setahun.
Tak hanya itu peneliti juga menghitung berapa banyak kelomang yang terperangkap di dalamnya—secara keseluruhan, mereka menghitung 1.278. Kepiting yang ditangkap tidak mati, karena para peneliti membebaskan mereka.
Pertanyaan kedua yang butuh jawaban ialah apa yang terjadi pada kelomang yang terperangkap di ban?. Untuk ini para peneliti melakukan eksperimen di akuarium laboratorium.
Mereka menemukan bahwa kadang-kadang, kepiting melakukan kanibalisme untuk bertahan hidup dri ancaman kelaparan.Fakta lain ditemukan ialah kelomang yang terperangkap kerapkali menjadi sasaran empuk predator.
Tidak hanya ban, ancaman serupa bagi kehidupan laut juga datang dari alat tangkap yang dibuang, pungkasnya.(*)