Rakyat Nusantara bisa dijajah selama 350 tahun karena pengkhianat bangsa. Indonesia kalah maju dan sejahtera dari Malaysia dan Korea Selatan, juga karena ulah pengkhianat bangsa
Hingga sekarang rakyat Indonesia belum bisa menguasai 100 % pertambagan emas Freeport dan pertambangan nikel Sorowako.
Malah untuk tambang nikel yang baru seperti di Morowali, resim memberikan pengelolaannya pada China. Blok Masela diberikan kepada Jepang. Masih banyak lagi.
Andai kita bisa kelola sendiri semua tambang besar dalam negeri sejak 67, Indonesia saat ini adalah negara terkaya di Asean dan di dunia masuk 10 besar negara kaya.
Coba tengok keuntungan tambang emas freeport selama 40 tahun (1967-2007).Jumlahnya 8.000 triliun,kata Kwik Kian Gie dalam kewkiangie.com
Itu belum masuk laba dari tambang besi, tembaga, timah, perak, perunggu, batubara, gas bumu,dll.Jika dihitung jumlahnya mencapai puluhan ribu triliiun.
Akan tetapi sampai hari ini penguasa lebih suka membiarkan asing menelolahnya dengan alasan kurang masuk akal.
- Apakah selama 76 tahun merdeka, Indonesia tak punya tenaga ahli?.
- Apakah selama tujuh dekade lebih meredeka, Indonesia tak punya uang membangun dan membayai tambang-tambang raksasa?.
Indonesia punya kemampuan semua itu. Buktinya Indonesia bisa meminjam uang hingga dekati 6000 triliun.
Tapi, kenapa kita tetap masih memberikan kepada asing mengelola milik kita dan kita hanya dapat 50 % (maksimal) saja dari laba yang nilainya mencapai puluhan triliun per tahun?
Penulis melihat pendapat Bung Karno masih relevan untuk dipakai menjawab persoalan di atas.
Dikutip Kwik Kian Gie, Bung Karno mengatakan, “Kita ini sudah merdeka tapi waspadalah bahwa kita masih dijajah bangsa sediri yaitu oleh elite bangsa yang berhasil dijadikan compressor dan kaki tangan dan bentuk penjajahannya sangat beradab”, detik.com,Jumat (21/09/2020).
Hanya ada dua jawaban yang paling masuk akal dan mendekati kebenaran mengapa ada pemimpin menjadi pengkhianat bangsa. Yaitu takut dibunuh (takut mati) dan karena mengejar fee pribadi yang besar (serakah) dari transaksi kerjasama.
Hal itu didasar fakta ini; Penangkapan PM Malaysia Nadjib Razaq karena tuduhan mendapat free puluhan miliar dari proyek-proyek raksasa China di Malaysia.
Kedua, pembunuhan Presiden Ekuador Jaime Roldos Aguilera (1979-1981) dan Presiden Panama Omar Torrijos Herrera (1968-1981) karena menolak melanjutkan kerjasama dengan kapitalis global yang merugikan bangsa dan negaranya.Siapa yang mau mengalami nasib sama dengan dua pemimpin itu?
Kata lain penguasaan SDA suatu negara secara berkelanjutan oleh kapitalis dunia saat ini dilakukan dengan membentuk pemimpin boneka yang takut mati dan rakus di negara sasaran.
Di lain sisi, karena semua SDA yang besar yang dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan secara mandiri sebagian telah dikuasai asing, untuk menutupi biaya pembangunan terpaksa harus meminjam uang kepada kapitalis dunia dalam hal ini Bank Dunia, Bank Asia, dll lembaga keunagan dunia.
Maka kapitalis dunia menjadikan utang sebagai alat tambahan efektif menguasai SDA negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
“Boleh anda menguasai saham tambang ini 100 persen.Tapi anda harus lunasi dulu hutang anda 6000 triliun dalam waktu singkat”.
Jebakan hutang menyebabkan negara-negara berkembang tak kuasa mengusir kapitalis dunia dari tanah airnya.
Namun tak ada yang tak bisa jika seluruh rakyat dan pemimpin bersatu mengusir kapitalis dunia dan mengelola sendiri kekayaan alamnya.
Karena itu, jika bangsa Indonesia ingin melakukan reformasi poltiik jilid II, tujuan utamnya ialah menyingkirkan semua pengkianat bangsa hingga ke akar-akarnya. Membangun rasa nasionalisme di kalangan generasi muda.Hapus semua kontrak dengan peusahaan kapitalis dunia ,yang merugikan bangsa dan negara (*)