Beranda OPINI Politik Kaum Muda dan Ketegasan Sikap Lawan Karakter Firaun

Politik Kaum Muda dan Ketegasan Sikap Lawan Karakter Firaun

Liputantimur.com, Opini – Kontestasi politik mulai tergambarkan seiring munculnya isu akan dilaksanakan pesta demokrasi demi mengisi ruang-ruang struktur kepemerintahan. Hal ini menarik nalar pemuda untuk turun langsung ke hadapan publik menyajikan gagasan-gagasan ideal yang tentunya demi menciptakan perubahan dalam membangun kepercayaan publik serta partisipasi politiknya.

Sementara dalam beberapa dekade ini, khususnya beberapa politisi muda yang ada di Sulbar, telah gagal menempatkan kepercayaan politiknya kepada publik. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat kaum muda untuk tetap ikut andil dalam pergulatan politik dengan landasan ingin membangun daerah. Berbagai corak pemikiran telah tertuang untuk siap memulai pertarungan.

Memang sudah saatnya kaum muda hadir sebagai manusia ideal sembari menyajikan gagasan-gagasan ideal politiknya yang akan memberikan efek manfaat demi membangun masyarakat yang ideal sebuah tatanan masyarakat yang diridhoi oleh Allah. Bukan malah hadir sebagai FIRAUN sebagai simbol kekuasaan politik yang berkuasa. QARUN merupakan simbol kekuasaan ekonomi yang sedang berkuasa. Dan BALA’am merupakan simbol rohaniwan resmi yang sedang berkuasa, dalam hal ini menggunakan kekuasaan untuk mencederai nilai kemanusiaan,kebenaran dan keadilan.

Mungkin kita harus belajar sejarah bagaimana para tokoh-tokoh sebelumnya memainkan perannya dalam memimpin masyarakat. Saya mengutip beberapa tokoh sejarah di atas tidak bermaksud mengajak pembaca untuk menilai sejarah hanya dari segi patologi sejarah atau romantisme sejarah. Namun, lebih kepada bagaimana kita menyadari para pelaku sejarah yang telah mempengaruhi peradaban ini. Sebab para politisi Indonesia kebanyakan menggambarkan diri seperti tokoh-tokoh di atas, seakan memberikan kesan bahwa politik hanyalah soal menguasai dan dikuasai.

Baca : Kasus Kematian Ayu di Mamasa tak Jelas, APH Terkesan Saling Lempar Tanggung Jawab?

Apakah benar seperti itu seharusnya kita memainkan peran politik? Tentu tidak. Sebab paradigma politik yang seperti inilah terkadang mencederai kepercayaan publik dalam berpolitik. Kerena tidak ada manusia yang ingin dikuasai oleh manusia sebab secara fitrawi kita semua menyadari akan pentingnya kemerdekaan itu.

Dalam dialektika sosiologi, Ali Syariati menyatakan masyarakat terdiri dari dua kelas, yaitu kelas yang menguasai dan dikuasai. Dimulai oleh kelas QABIL (yang menguasai) = raja pemilik, aristokrasi.

Dalam tahap-tahap primitif dan terbelakang perkembangan sosial, kutub ini direpresentasikan oleh individu tunggal, kekuatan tunggal, yang menggunakan kekuasaan, dan menampung tiga kekuasaan semuanya (raja, pemilik dan aristokrasi) ke dalam dirinya. Ia merepresentasikan wajah tunggal, wajah qabil.

Baca juga : Penyebab Kematian Ayu tak Jelas, Dibunuh atau Bunuh Diri ?

Namun, pada tahap-tahap selanjutnya dalam perkembangan dan evolusi sistem sosial, peradaban, kebudayaan, serta pertumbuhan berbagai dimensi kehidupan sosial dan struktur kelas. Kutub ini memperoleh tiga dimensi terpisah dan menghadirkan dirinya di bawah tiga aspek berbeda.

Ia memiliki kekuasaan manifestasi politik dan manifestasi ekonomi dan manifestasi religius-kezuhudan dan HABIL (yang dikuasai) = manusia. Yang berhadap-hadapan dengan tiga kelas, yaitu raja-pemilik-aristokrasi adalah kelas manusia, al-nas. Dua kelas saling bertentangan dan berhadap-hadapan satu sama lain sepanjang sejarah dalam masyarakat kelas.

Sehingga pertentangan dua kelas tersebut masih saja hadir ke permukaan layaknya dua kelompok yang berlawanan, yang terus menggerogoti dinamika perpolitikan yang hanya akan meninggalkan kekacauan. Maka seharusnya sebagai kaum muda yang sadar akan permasalahan ini akan bangkit. Tetap optimis untuk mengeluarkan bangsa ini dalam romantisme sejarah yang telah berlarut-larut mencari jalan keluar demi membangun kepercayaan
publik.

Tak heran jika kita sering menyaksikan berita atas kelakuan-kelakuan penguasa dalam kasus korupsi, yang sampai saat ini masih menggerogoti bangsa ini. Pasalnya, kebanyakan masyarakat sudah muak dengan kejadian-kejadian yang hanya menimbulkan kekacauan. Sehingga mengakibatkan efek trauma untuk mempercayai para pemimpin mereka.

Untuk itu, kita memerlukan gagasan ideal yang mampu mengeluarkan bangsa ini dari romantisme sejarah untuk menyelaraskan setiap hak dan kewajiban demi kepentingan orang banyak. Dari beberapa referensi yang ada dalam menyorot problem yang telah dipaparkan, saya memilih gagasan Ali Syariati tentang ummah sebagai masyarakat ideal.

Dalam gagasan ideal ini, dijelaskan, ummah merupakan sebuah kata bertenaga. Dilimpahi dengan semangat progresif dan menyiratkan visi sosial yang dinamis, berkomitmen, dan ideologis.

Kata ummah berasal dari kata amm yang memiliki pengertian jalan dan tujuan. Ummah karenanya suatu masyarakat yang di dalamnya sejumlah individu yang memiliki keimanan dan tujuan bersama. Sistem sosialnya didasarkan pada persamaan hak, keadilan, dan kepemilikan oleh manusia di atas kebangkitan kembali sistem “Habil” masyarakat kesetaraan manusia dan persaudaraan masyarakat tanpa kelas.

Baca berita : RDP Ditolak, Keluarga Ayu Andira Kecewa, Samsul : Dimana Fungsi Wakil Rakyat?

Ini merupakan prinsip fundamental, bukan tujuan sebagaimana dalam sosialisme barat yang mempertahankan pandangan kaum borjuis barat. Bukanlah demokrasi para pemimpin. Bukanlah liberalisme yang tidak bertanggung jawab dan tanpa arah yang menjadi alat permainan dari kekuatan-kekuatan sosial yang berlaga. Bukan aristokrasi busuk. Bukan kediktatoran anti rakyat. Bukan oligarki pembebanan diri. Ia adalah “kesucian kepemimpinan“. Kepemimpinan yang revolusioner dan berkomitmen dalam pemenuhan tanggung jawab demi menyajikan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.

Dalam gagasan ideal inilah yang ditawarkan Ali Syariati dalam menciptakan masyarakat yang ideal pula. Maka seharusnya kaum muda berpartisipasi dalam pergulatan politik menawarkan konsep yang serupa demi mengeluarkan masyarakat dari kelas-kelas tertentu untuk menyatukan seluruh masyarakat dalam hal pada persamaan hak, keadilan, dan kepemilikan.

Oleh : Ray Akbar Ramadhan sebagai Mahasiswa Pasca Sarjana Stie Amkop Makassar dan Kabid Kaderisasi HmI Cabang Mamuju. 

WARTAWAN LIPUTANTIMUR.COM DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS DAN TIDAK MEMINTA ATAU MENERIMA PEMBERIAN DALAM BENTUK APAPUN

BERITA TERKAIT

Aliansi Pemuda Mahasiswa dan Masyarakat Lingkungan Kampung Parang Seruduk Kantor Lurah dan Camat Barombong

Liputantimur.com | Gowa - Aksi unjuk rasa Aliansi Pemuda Mahasiswa dan Masyarakat Lingkungan Kampung Parang gelar aksi unjuk rasa di depan kantor Lurah Lembang...

Usai Minum Ballo, Pria di Makassar Tega Tikam Teman Sendiri!

Liputantimur.com | Makassar – Sungguh tega, seorang pria berinisial MA (54) harus berurusan dengan pihak berwajib Kepolisian sektor manggala setelah menikam temannya sendiri usai...

Breaking News, Pengrusakan Atribut Aksi di Seba-seba Diduga Diperintah Jendral?

Liputantimur.com | Morowali - Breaking News, telah terjadi dugaan tindak pidana pengrusakan atribut aksi rumpung Raja Bungku ke XIII di Seba-seba, Desa Ululere, Kecamatan...

Jelang Demo Perbaikan Jalan di Sinjai Barat, Polres Sinjai Siagakan 103 Personel 

Personel yang terlibat dalam pengamanan aksi ini merupakan gabungan dari berbagai satuan fungsi di Polres Sinjai serta anggota dari Polsek Sinjai Utara

Oknum Wartawan Kerap Sorot Mafia BBM di Gowa, Ternyata?

Liputantimur.com | Gowa - Seorang yang mengaku wartawan bernama Budi kerap menaikan berita sorotan terkait maraknya mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar kini...

“Aksi Nekat Pelaku Narkoba di Toraja Utara: Buang Barang Bukti dan Coba Tabrak Polisi”

Liputantimur.com | Toraja Utara - Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Toraja Utara Polda Sulsel kembali mengungkap kasus penyalahgunaan peredaran narkotika di Wilayah Kabupaten Toraja...

Miris, Aksi Premanisme Debt Collector di Mojokerto Nyaris Bahayakan Nyawa!

Liputantimur.com | Mojokerto - EW pria paruh baya warga asal Nganjuk, Jawa Timur, menjadi korban aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum debt collector dari...

Lagi Lagi, Aksi Premanisme Oknum Deb Collekctor di Kota Makassar Menarik Paksa Kendaraan?

Liputantimur.com | Makassar - Seorang pengendara sepeda motor jenis Bebek Honda Scoopy dengan Nopol DD 6292 PR atas nama Nurahmi diduga menjadi korban perampasan...

Korban Begal Payudara Menolak Damai Demi Berikan Efek Jera

Liputantimur.com | Mojokerto - Pria berinisial MA (27) ditangkap polisi karena diduga melakukan aksi begal payudara terhadap seorang karyawati insial SR (24), Kini Korban...

Oknum Kanit Tipikor Polres Pelabuhan Makassar Diduga Mencoreng Institusi Polri?

Liputantimur.com | Makassar - Geger dugaan perselingkuhan yang melibatkan seorang oknum aparat penegak hukum di jajaran Polres Pelabuhan Makassar mencuat dan menjadi sorotan publik. Ipda...

Oknum Penyidik Polres Morowali Terciduk Kaki di Kursi dan Merokok saat Wawancara ke Masyarakat, Ini Tanggapan Kapolres Morowali?

Liputantimur.com | Morowali - Pada Pasal 30 ayat (4) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Pasal 13 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Mengatur Tugas Kepolisian...

Tak Seheboh di Berita, Inilah Dakwaan Kasus Koni Makassar?

Liputantimur.com | Makassar - Sidang perdana kasus dugaan tindak pidana korupsi KONI kota makassar digelar pada hari Rabu 9 April 2025 di Pengadilan Negeri...

Janji Palsu Oknum Kapolsek Dinonaktifkan Dari Jabatan

"kalau kamu mau tidur bareng dengan saya, orangtuamu kubebaskan", tanya Oknum Kapolsek Parigi Moutung, Sulawesi-Tengah, kepada gadis berinisial S (korban). Oknum kapolsek menikmati tubuh S...

Kepengurusan 34 Provinsi Terpenuhi, PWDPI Resmi di Daftarkan ke Dewan Pers

Liputantimur.com, Makassar - Organisasi Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) telah resmi di daftarkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan juga Dewan Pers. Pada...

Komitmen KM Dorolonda Beri Pelayanan Terbaik Bagi Penumpang

LiputanTimur | Surabaya -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) semakin berbenah untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bersama khusunya bagi para penumpang selama dalam pelayaran. Sebagai salah...

Widiyarto S.H, Berkarya untuk Keadilan

OPINI, Liputantimur.com - Keadilan adalah kondisi yang bersifat adil terhadap suatu sifat, perbuatan maupun perlakuan terhadap sesuatu hal. Dimana diskusi bentuk dan perwujudan keadilan telah...

Turnamen Cup V Karang Taruna Terasa Sinjai Barat Resmi Ditutup, Berikut Juaranya

Liputantimur.com, Sinjai, Sulsel-Penutupan Turnamen Cup V Karang Taruna Laliako, Desa Terasa, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai yang digelar selama dua pekan, pada Senin, 03-18...

Aliansi Mahasiswa Peduli Agraria Unjuk Rasa di Depan Mapolda Sulsel, Berikut Tuntutannya?

Liputantimur.com, Makassar - Puluhan Massa aksi mengeruduk Polda Sulsel menuntut terkait dugaan tambang Ilegal yang ada di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat...

Dilantik Kapolri, Irjen Pol Rusdi Hartono Resmi Jabat Kapolda Sulsel

Irjen Pol Rusdi Hartono sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Jambi.

Opini: Melanggar Kode Etik, Dewan Kehormatan DPRD Mesti Mengevaluasi Ketua DPRD Kabupaten Takalar

Rapat paripurna tersebut memicu beberapa polemik di berbagai kalangan, karena mestinya rapat Paripurna yang diadakan pada saat itu sudah melewati tenggang waktu

Pemuda Anti Korupsi Matim, Mendesak KPK RI Untuk Memeriksa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Pelabuhan Pota Manggarai Timur

Liputantimur.com | Matim - Kunjungan supervisi KPK RI di kabupaten Manggarai Timur pada hari rabu, 28/08/2024 seakan menjadi angin segar bagi kelompok aktivis, pemuda...