Liputantimur.com, Makassar – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang kembali dikeluhkan warga, bau menyengat yang diduga berasal dari TPA Antang tersebut berimbas hingga ke Kompleks perumahan yang berada di Tamalate, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar
Meskipun terbilang cukup jauh dari lokasi TPA Antang, warga Kompleks perumahan di Tamalate itu hampir setiap hari mengirup bau tak sedap tersebut.
“Setiap hari mi itu bau sampah dari Antang tercium sampai di rumah, bau – nya luar biasa, sampai naik dikepala, tolong lah pemerintah mencari solusi bagaimana mengatasi sampah itu,” keluh Andi Rum, salah seorang warga Tamalate saat ditemui wartawan. Senin (24/4/2023).
Menurutnya, Pemerintah, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bisa mencari solusi, bagaimana sampah dari TPA tersebut bisa diolah, sehingga bau tak sedap seperti sekarang ini tidak lagi meresahkan warga.
“Pemerintah (DLH – Red) alangkah baiknya mencari solusi bagaimana sampah itu bisa diolah, dibuat apakah, atau dibuat PLTSa seperti kota – kota lain, agar sampah yang ada di TPA tidak menggunung, apalagi ini mulai masuk musim kemarau, takut terbakar lagi.” Bebernya.
Senada dengan Andi Rum, Yuliana, Warga Jalan Batua Raya itu juga resah dengan bau tak sedap yang hampir setiap hari dihirup.
“Hampirmi setiap hari bau sampah itu kami cium, dulu tidak ji pak, belakangan ini bau nya sudah sampai di Batua, mungkin terlalu penuh mi disana.” Sahut Ibu Rumah Tangga itu kepada awak media.
Ibu tiga anak itu juga meminta kepada Walikota Makassar agar segera mengambil kebijakan terkait bau tak sedap yang meresahkan banyak warga.
“Bagaimana mi itu kasihan warga yang dekat TPA, demi kepentingan orang banyak, saya warga Makassar memohon Pak Danny Pomanto (Walikota – red) mengambil kebijakan terkait pengolahan sampah yang ada di TPA Antang, olah mi bagus bagus kodong pak, biar tidak kemana – mana itu bau sampah, nasessaki kodong.” Ungkapnya.
Dilansir dari CNBC Indonesia, ada 12 Daerah Pembangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, terhitung sejak 2019 hingga 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, ada 12 Pembangkit Listrik Tenaga Sambah (PLTSa) yang bakal beroperasi.
“Sesuai rencana, 12 pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam keterangan resminya, Jumat (19/7/2019).
Merinci lebih jauh, Surabaya (10 MW) akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listik berbasis biomassa tersebut dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan nilai investasi sekitar US$ 49,86 juta(tim)