Liputantimur.com, Makassar – Konflik antara Wasinar (30) dan Sukma (20) warga Lae-Lae Kelurahan Baru Kecamatan Ujung Pandang berkahir damai yang ditandai dengan penandatanganan surat pernyataan damai oleh kedua pihak di Posko Recover Centre No Kode N148 Kelurahan Lae-Lae,Senin (11/04/2022) pukul.21.00 Wit.
Perdamaian itu bisa dicapai setelah Lurah Muhammad Said melakukan restoraive justice dengan menghadirkan stakeholder Lae-Lae yaitu Babinsa, Bhinmas dan sejumlah RTRW serta tomas setempat.
Dalam pesannya yang cukup panjang di WA Group Linmas Kecamatan Ujung Pandang, Lurah Muhammad Said menjelaskan bahwa masalah yang melibatkan dua warga Lae-Lae ini berawal dari ketersinggungan pihak Sukma atas ucapan Wasinar .
Saat itu Minggu (10/04/2022) sekitar pukul.22.00 Wit pihak Wasinar melempar kata-kata “Punna tena siri’nu” kepada Sukma. Mendengar ucapan Wasinar seperti itu, pihak Sukma naik darah.
Terjadi pertengkaran mulut yang hebat sehingga mengundang perhatian para tetangga.
Persoalan tak berhenti. Masih di hari yang sama, pada pukul.23.30 Wita saudara laki Sukma bernama Agga mendatangi rumah Wasinar.
Niatnya ke rumah Wasinar melakukan klarifikasi kebenaran cerita bahwa pihak Wasinar telah melempar kata-kata kurang sedap kepada Sukma , “Punna tena siri’nu”.
Namun kedatangan Agga ditafsir beda oleh pihak Wasinar. Kembali terjadi pertengkaran mulut anatar Agga dan Wasinar.
Ketegangan antara pihak Wasinar dan Sukma berlanjut sampai Senin (11/04/2022) sehingga Lurah Lae-Lae harus mengakhirinya dalam bentuk perdamaian melalui restorative justice.
Perdamaian
Agar perdamaian antara pihak yang bertikai bisa terjadi dalam waktu cepat, Lurah Lae-Lae Muh Said meghadirkan para pihak yang berkonflik, Babinsa, Bhinmas dan Pj RTRW di Posko Recover Centre N148 Lae-Lae, Senin (11/04/202) pukul.21.15 Wit.
Keterangan dua pihak yang bertikai dirangkum lalu dianalisa shingga ditemukan titik temunya.Kedua pihak satu keluarga, Sukma adalah ipar dari Wasinar, kata Anggota Linmas Lae-Lae Suryani kepada Liptantimur.com, Selasa (12/04/2022) pukul.20.05 Wit
Hanya soal sepele hubungan keluarga bisa rusak gegara dipicu emosi. Redam emosi demi mempertahankan suatu yang lebih besar yaitu kedamaian hidup bersama keluarga, tetangga dan masyarakat luas.
Perdamaian untuk meraih kedamaian hidup bersama terutama di bulan Ramdahan akan mendapat pahala yang besar bagi mereka yang melakukannya.
“Alhamdulillah kedua pihak kembali sadar dan berjanji tidak akan kembali berkonflik sehingga perdamaian bisa tercapai, pertemuan berjalan lancar dan sukes mendamaikan kedua pihak”, tutur Muh Said. (*)