Liputantimur.com, Palu – Berlangsung di Hotel Best Western Plus Coco Kota Palu, digelarnya Pembinaan para khatib hal tersebut dalam rangka penguatan Islam Wasathiyah (Keseimbangan) untuk indonesia damai, Senin, (14/3/2022) Pukul 08.30 Wita, di bilangan Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, Sulteng.
Agenda ini hasil kerjasama Direktorat Pencegahan Densus 88 AT (Anti Teror) Polri bersinergi dengan MUI Pusat dan Kementrian Agama (Kemenag) guna melakukan pembinaan bertemakan penguatan penceramah (Khotib) wasathiyah untuk menumbuhkan Islam damai dan cinta tanah air.
Sementara itu melalui sambutannya Direktur (Dir) Binmas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Pol Set Lomowa, SIK. M.Si mengatakan, kegiatan ini sangat strategis karena memang para khatiblah (penceramah) yang terjun langsung di lingkungan masyarakat.
Diungkapkannya, jika khatib tidak ada control dalam menyampaikan materi maka menjadi ancaman yang serius bagi negara. maka polri bersinergi dengan Kemenag, MUI, tokoh agama dan instansi terkait UNTUK menumbuhkan islam yang damai dan rahmatan Lil Alamin.
“Dan kegiatan perdana ini,kita lakukan DI kota palu dan nanti akan dilanjutkan keseluruh kewilayah atau propinsi yang lain,” ujar Binmas Polda Sulteng.
Para khatib lanjutnya, memiliki peran sentral sebagai agen narasi agama yang moderat, dimana memiliki otoritas dalam menasehati serta mengarahkan jamaah agar menghindari pemikiran yang menciderai persaudaraan beragama, berbangsa, dan kemanusiaan.
“Maka penceramah sangat efektif dalam meredam berita hoax, ujaran kebencian, dan adu domba antar sesama bangsa,” tekannya.
Dirinya juga menekankan dalam kondisi wabah Covid-19 yang belum usai di indonesia ini peran khatib jumat bisa memberikan dukungan maksimal kepada pemerintah dan ulama.
Lebih jauh ditambahkannya, dari segi kualitas, pentingnya seorang khatib (penceramah-red) memahami metode yang baik, pendalaman materi keagamaan yang mumpuni serta mampu beraktualisasi dengan kebutuhan umat.
“Dari segi kuantitas, seorang Khatib harus memahami psikologi audien seperti khotbah jangan terlalu lama, bertele-, monoton yang membuat jemaah memilih tertidur karena isi itu- saja sepanjang tahun,” Imbaunya lagi.
Dengan pembinaan khotib ini di harapkan para khotib atau penceramah kedepannya lebih bisa membumikan materi khutbah ditengah kerinduan spritual jamaah.
“Dengan dibekali buku kumpulan khotbah jumaat sepanjang masa ini cocok bagi penceramah yang sudah profesional, sehingga materi yang dia sampaikan tersebut relevan dengan situasi dan kondisi kebutuhan rohani dari setiap jemaahnya,” tutupnya.
Adapun jumlah peserta pembinaan khotib yang digelar oleh tiga lembaga tersebut, berjumlah sebanyak 70 peserta yang terdiri dari personel Polri 17 orang, Kandepag Palu 42 orang, Kandepag Sigi 5 orang dan Kandepag Donggala sebanyak 6 Orang.
Sementara itu agenda menghadirkan para pemateri diantaranya Ketua Tanfizdiyah PWNU Sulteng Dr. H. Lukman S. Thahir, M.A, yakni Manajemen Konflik, kemudian Wawasan Kebangsaan dibawakan oleh Dr. Abdul Gani, Jum’at kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab peserta bersama Pembina Wasathi Drs. K.H. Ahmad Zubaidi. M.A dan Ketua Komisi Dakwah MUI K.H. Much Dimyati, M.M. (Ibra/red).