Liputantimur.com, Makassar, Sulsel – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, menghadirkan Tokoh Literasi Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional.
Bachtiar Adnan Kusuma, sebagai Pembicara Epilog di Workshop Bunda Baca, Bunda Literasi, Duta Baca dan Pegiat Literasi Provinsi Sulawesi Selatan, Senin 29 Agustus 2022 di Aryaduta Hotel Makassar.
Kegiatan workshop Bunda Literasi ini menghadirkan 24 Kabupaten Kota di Sulsel, selain digelar Offline juga melalui via Zoom.
Bachtiar Adnan Kusuma yang biasa disapa BAK yang juga Ketua Tim Pendamping Literasi Daerah Kab. Maros, didahului pembicara lainnya, yaitu Kadis Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Sulsel, Hj. Andi Mirna, S.H. dan Anggota DPRD Sulsel Sri Rahmi dipandu Rezky Amaliah Syafiin.
Menurut BAK, Bupati Maros Chaidir Syam telah berhasil menggerakkan semua elemen pegiat literasi, ormas perempuan, ormas Pemuda, ormas keagamaan, Kampus, Satuan Pendidikan dan Satuan keluarga untuk bersinergi dan berkolaboratif memajukan gerakan membaca dan gerakan literasi di Kab. Maros.
“Sebagai figur pemimpin sekaligus Bupati Maros, Chaidir Syam menyadari betul bahwa untuk membangun kawasan literasi di Kab. Maros, pertama-tama harus melibatkan kaum ibu. Dan sebagai bukti, kata Penulis Ratusan buku tokoh-tokoh nasional dan daerah ini, Bupati membentuk Bunda Baca dan Bunda Literasi Kabupaten Maros,” Ungkapnya.
Baca juga : Asa dan Mimpi untuk Literasi Sinjai
Lebih jauh lagi, BAK menguraikan peran dan akselerasi Bunda Baca Maros, Hj. Ulfiah Nur Yusuf Chaidir sejak pasca dikukuhkan menjadi Bunda Baca Maros Tgl 10 Januari 2022 telah bergerak bersama membangun Kawasan Literasi yang dimulai dari keluarga, lingkungan masyarakat dan satuan pendidikan.
“Bunda Baca Maros Hj. Ulfiah Nur Yusuf Chaidir bersama Tim PKK dan PAUD serta seluruh relawan melakukan roadhsow 14 Kecamatan dan telah membentuk 14 Bunda Baca Kecamatan dan 103 Bunda Baca Desa dan Kelurahan,” papar BAK.
Bukan hanya itu, BAK menuturkan, Bunda Baca Maros memiliki peran sesuai dengan fungsinya sebagai Figur Ibu yang terus menerus mendorong terciptanya kawasan literas yang memassal.
“Menggerakkan budaya literasi haruslah menjadi budaya sekaligus proses dan produkti ‘Maksudnya, kata BAK bahwa Red’ Selain mendorong agar setiap keluarga menjadikan membaca sebagai kegiatan yang melibatkan fisik dan pikir, dengan membaca juga sekaligus menciptakan produksi yaitu terbangunnya kegiatan menulis yang bisa saja menjadi sebuah industri baru bagi masyarakat kabupaten Maros,” kata BAK
Ratusan peserta baik yang berada di Aryaduta Hotel maupun melalui zoom melemparkan puluhan pertanyaan dari peserta yang ingin mengetahui bagaimana proses pembudayaan kegemaran membaca melalui Bunda Baca Maros yakni Hj. Ulfiah Nur Yusuf Chaidir yang disampaikan Tokoh Literasi, Bachtiar Adnan Kusuma.
Sementara itu, Kadis Pemberdayaan Perempuan, Ibu dan Anak Sulsel, Hj. Andi Mirnah, S.H, sepakat menjadikan contoh pemberdayaan ibu dan anak melalui hadirnya Perpustakaan Ibu dan Anak Kabupaten Maros.
“Saya setuju agar perpustakaan Ibu dan Anak Kab. Maros bisa menjadi inovasi,” kata Andi Mirnah kepada BAK.
Sekedar diketahui, Bachtiar Adnan Kusuma merupakan Tokoh literasi sekaligus inisiator Perpustakaan Lorong dan Desa (Pustaloka) di Sulawesi Selatan.
Bachtiar Adnan Kusuma pun mendapatakan Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional sebagai Masyarakat Penggerak Literasi Nasional dan Ia adalah satu-satunya masyarakat dari Sulsel mendapatkan penghargaan tersebut. (*)