Liputantimur.com, Opini – Sungguh penulis dibuat kaget menyaksikan penonton run race lantang bangngia di Jln.Muh Thamrin Kelurahan Baru Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar pada Senin (25/04/2022) pukul.22.00 Wit.
Bagaimana tidak, secara kasat mata jumlah penonton yang hadir berjubel, sekitar 2000 orang, berjejer di pinggir jalan sepanjag 100 meter lebih.Penonton ini datang dari 10 kelurahan se Kecamatan Ujung Pandang serta dari kecamatan lain seperti Kecamatan Makassar, Mamajang, Botoala , Wajo dan Mariso.
Jujur, sebelum lomba digelar, asumsi penulis sekitar 300 dan paling top 500 orang penonton yang hadir meramaikan cara ini. Kenyataannya, dugaan saya keliru 100 persen.
Apalagi banyak laporan dari kecamatan lain yang mengatakan jumlah penontonnya juga dalam hitungan ribuan orang.
Untungnya penulis tidak ikut meramaikan taruhan sehingga apat terhindar dari kerugian.
Lain dari itu, kebanyakan penonton cukup disiplin mengikuti aturan yang diumumkan panita, “Jangan ada penonton yang melewati batas damarkasi -dipasang berupa tali rapiah di kiri-kanan jalan sepanjag 100 meter lebih dari arah Timur ke Barat”.
Namun yang tak kalah menariknya, peserta yang ditargetkan 100 orang bisa terpenuhi padahal waktu pendafataran terbatas, tiga sehari, dari Sabtu-Senin (hari H). Tampaknya, keterlibatan lurah, Pj RT dan RW se Kecamatan Ujung Pandang dalam merekrut peserta sangat berpengaruh sehingga patut diacungi jempol.
Pasalnya, sejak dikumandangkan rencana lomba, group Whatsup (WA) RTRW Kelurahan Baru dan group WA Sat.Linmas Kecamatan Ujung Pandang para lurah kecamatan ini melaporkan perekrutan, ungkap Pj Ketua RT001/RW003 Kelurahan Baru Kecamatan Ujung Pandang Imran J Darise .
Hal yang sama juga dilaporkan oleh Pj RT Kelurahan Maloku Erni Murni kepada penulis .”Sejak Pak Camat Ujung Pandang meminta RTRW melalui lurah merekrut peserta lomba 10 orang per kelurahan sejak itu kami Pj RTRW bekerja”, katanya.
Tetapi sebenarnya apa gerangan hal utama yang menjadi daya tarik event lomba lari sprint 100 meter ini sehingga banyak sekali warga datang menyaksikan walau pun harus rela begadang?.Mestinya warga tidak tertarik, namun faktanya penonton berjubel, mengapa ?.
Perlu dicatat, dominan penonton ialah kalangan remaja, anak muda dan pemuda, usia 15 sampai 30 an tahun. Sepertinya, di bulan Ramadhan mereka kekurangan hiburan yang tampak “beda”.
Menjadi wajar event ini menarik perhatian karena dapat memenuhi dahaganya, apalagi event ini baru pertama kali digelar di Kecamatan Ujung Pandang, bahkan di Kota Makassar.Dorongan untuk menyaksikan lomba tentu sengat besar.
Di samping itu, dari 10 orang penonton rerata usia remaja yang penulis wawancara singkat, semua mengatakan hadir di lokasi run race untuk mensupport tim kelurahannya sekaligus menikmati hiburan sambil menanti datangnya waktu sahur.
Digelar secara reguler
Ada sederetan faktor dapat dianggap sebagai penyebab mengapa event Run Race Lantang Bangngia di Kecamatan Ujung Pandang dapat berlangsung aman dan lancar, yakni pengaruh arahan Camat Ujung Pandang kepada peserta dan penonton.
Di bagian penghujung sambutannya, Camat Ujung Pandang Syahrial Samsuri meminta kepada semua peserta dan warga yang menonton agar menjaga ketertiban dan keamanan.
“Agar event ini berjalan lancar dan aman maka jangan ada saling bertengkar, saling baku gea, tidak usa.Panitia sudah ada yang ditunjuk untuk menila kita punya kemampuan masing-masing.Sehingga mohon teman-teman semua melaksanakan kegiatan ini dengan baik”, katanya.
Kedua, kehadiran petugas keamanan seperti Sat.Pol.PP, Sat.Linmas, Bhabinsa, dan pihak
Run race Lantang Bangngia Biring Romang Kec.Tamalanrea Kota Makassar.
Kepolisian Posek Ujung Pandang. Ketiga, pengaruh pengawasan Lurah dan Pj Ketua RTRW terhadap warganya sebagai perserta lomba dan sebagai penonton.
Melihat jumlah peserta lomba, besaranya jumlah penonton, perlombaan dapat berjalan aman dan lancar karena faktor-faktor di atas.Maka tak berlebihan mengatakan, lomba ini perlu digelar secara reguler,apakah setiap tahun, tiga kali atau dua kali dalam setahun.
Apalagi dikatakan oleh Wakil KONI Makassar Agus Suherman, event seperti ini bisa melahirkan atlit-atlit pelari sprint.Dan tak kalah penting bisa mencegah tawuran dan perang busur antar remaja yang kerap terjadi jelang tengah malam di Kota Makassar karena minimnya kegiatan positip yang melibatkan kelompok ini.
Saran di atas bisa dipertimbangkan?(*)