Liputantimur.com, Takalar – Belakangan ini Viral pemberitaan di Media Online Oknum Kepala Desa Kadatong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar diduga melakukan pelecahan seksual terhadap salah satu warganya.
Dikutip dari spjnews.id menurut Abdul Rauf selaku Kades Kadatong mengatakan bahwa anak ini (NM) termasuk ponakannya dan ibunya sudah meninggal.
Tapi hal itu dibantah oleh (NM), bahwa dia tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pak Desa
“Saya tidak ada hubungan keluarga dengan pak Desa Kadatong, saya tidak ada garis keturunan dengan Pak Desa,” kata NM saat di konfirmasi mengenai hubungan keluarganya dengan pak Desa, Selasa 07 November 2023.
Baca Juga :Â Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Kades Kadatong Akan Dipolisikan
Lebih lanjut (NM) menjelaskan kenapa masalah ini baru terbuka ke Publik di karenakan salah satu anggota staf desa yang merupakan teman (NM) bertamu ke rumahnya tiba-tiba membuka pembicaraan tentang perilaku pak desa yang sering mencium dan merangkul hampir semua staf perempuan yang kerja di kantor desa Kadatong termasuk dirinya sendiri.
Ia bercerita bahwa salah satu staf pernah dicium di bibirnya. Mendengar cerita dari staf tersebut akhirnya (NM) memberanikan diri untuk menceritakan kejadian yang pernah dialaminya juga oleh perlakuan pak desa.
Selain itu pada hari rabu tanggal 1 November 2023 anggota staf desa Kadatong atas nama Asriani Daeng Ngasi mendatangi (NM) di SD Kadatong tempat (NM) mengajar, kedatangannya dengan alasan minta tanda tangan untuk pertanggung jawaban beasiswa yang sudah di dapat, akan tetapi bukannya meminta tanda tangan melainkan untuk merayu sekaligus menjebak (NM) dengan cara melakukan rekaman via Handphone.
Pada saat berbincang Asriani Daeng Ngasi bertanya ke (NM) bagaimana cerita sebenarnya perlakuan pak desa sama kamu, lalu (NM) menjawab jangan tanya saya tanya saja anggota staf Desanya sendiri (Ana) karna dia sendiri yang buka suara sehingga berita ini tersebar.
Kemudian (NM) melihat Handphone Asriani Daeng Ngasi sedang merekam sehingga (NM) bertanya maksudnya merekam untuk apa? sambil mengambil Handphone tersebut dan menghapus hasil rekamannya.
Asriani Daeng Ngasi menjawab pak desa yang suruh saya untuk bukti dan laporan saya sama Pak Desa. Asriani Daeng Ngasi kemudian melanjutkan tidak usah kamu besar-besarkan berita ini karna biasa memang pak desa itu merangkul dan mencium anggota staf desanya hal wajar ji itu,” bujuk Asriani kepada (NM)
kemudian (NM) langsung bertanya balik kepada Asriani Daeng Ngasi kalau kita anggap wajar berarti kita juga sudah na kasih begitu? (dirangkul dan di cium), Asriani Daeng Ngasi menjawab kalau saya tidak mau ja dikasih begitu iya tapi biasa ji pak desa begitu ke staf yang lain.
Lalu (NM) menjawab sama dengan saya tidak mau juga di kasih begitu. Asriani kemudian menangis sambil menyesali sembari membujuk lalu berkata saya tidak bisa bayangkan bagaimana nanti masalah ini kalau sudah besar seandainya tidak kamu permasalahkan ini masalah beasiswa mu akan lancar dan kakakmu juga di janjikan sama pak desa akan di kuliahkan kembali.
Sementara Asriani Daeng Ngasi saat di konfirmasi mengenai pertemuannya dengan NM belum merespon hingga berita ini di naikkan.